Israel kembali menembakkan rudal ke Bandara Internasional Damaskus pada September, ketika itu juga menyerang bandara sipil terbesar kedua negara itu di kota utara Aleppo, membuatnya tidak beroperasi selama beberapa hari.
Sumber-sumber intelijen Barat dan regional mengatakan Teheran telah mengadopsi transportasi udara sipil sebagai cara yang lebih andal untuk mengangkut peralatan militer ke pasukannya dan ke pejuang sekutu di Suriah, setelah gangguan pasokan darat oleh Israel.
Israel mengatakan apa yang disebut "kampanye antara perang" di Suriah dimulai satu dekade lalu, pada 30 Januari 2013, dengan serangan terhadap baterai pertahanan udara SA-17 yang dipasok Rusia yang ingin diserahkan Damaskus kepada Hizbullah.
Empat serangan semacam itu terjadi tahun itu, tetapi kecepatannya telah meningkat menjadi sekitar satu kali seminggu saat ini, kata kepala angkatan bersenjata Israel, Letnan Jenderal Aviv Kohavi, bulan lalu.
Milisi proksi Iran, yang dipimpin oleh Hizbullah Lebanon, sekarang memegang kekuasaan di wilayah yang luas di Suriah timur, selatan dan barat laut dan di beberapa pinggiran kota di sekitar ibu kota.
Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak pernah secara terbuka mengakui bahwa pasukan Iran beroperasi atas namanya dalam perang saudara Suriah, mengatakan Teheran hanya memiliki penasihat militer di lapangan.
Kohavi bulan lalu mengaku bertanggung jawab atas serangan udara terhadap konvoi yang memasuki Suriah dari Irak, dengan mengatakan targetnya adalah sebuah truk yang membawa persenjataan Iran.
(Rahman Asmardika)