Walaupun begitu, ia juga menyampaikan beberapa kendala terkait kerukunan umat beragama pada 2022 kemarin. Diantaranya adanya agama-agama yang unik yang tidak toleran, dan tidak moderat.
“Itulah yang menjadi kendala arus komunikasi antarumat lintas agama,” ujar dia.
Kiai Moqsith juga memberikan pengarahan agar kedepannya kerukunan antarumat beragama tetap terjaga, di antaranya: “Bisa dilakukan dengan membangun tafsir agama yang terbuka dan moderat,” katanya.
Oleh karena itu, Komisi Kerukunan Antarumat Beragama MUI telah membuat buku saku. Buku saku tersebut berisi tentang etika berinteraksi dan bagaimana menjalin hubungan dengan pemeluk agama lain.
(Nanda Aria)