GRANT Macdonald masih merinding saat mengigat pencapaian dahsyatnya di awal 1980-an. Saat itu, si perajin perak menerima pesanan luar biasa besar dari kerajaan di Timur Tengah yang akan mengubah usahanya. Dia pun girang bukan kepalang.
"Perasaan yang menakjubkan… hanya dengan menceritakannya ke Anda sekarang memberikan saya perasaan pencapaian dahsyat, sebagaimana yang saya rasakan pada hari itu di awal 1980-an," kata pria saat wawancara tahun 2019 berusia 71 tahun, mengutip BBC News Indonesia.
Grant pertama kali mendirikan usaha kerajinan perak pada 1960-an. Namun, kelesuan ekonomi Inggris pada akhir 1970-an membuatnya semakin giat mencari pesanan dari luar negeri.
Pada 1979, dia mulai mendapat pesanan kecil dari sebuah negara di Teluk, yang karena alasan kerahasiaan tidak dia sebutkan secara gamblang.
Beberapa tahun kemudian, dalam salah satu kunjungan rutinnya ke negara itu, Grant ditanya apakah dirinya ingin melihat suvenir terbaik yang diberikan keluarga kerajaan kepada setiap tamu terhormat.
Grant menjawab, "Ya".
Selagi mengamati benda berwujud sebilah pedang itu, dia tidak terkesan dengan hasil karya tersebut.
Grant kemudian mengklaim bahwa dirinya mampu menghasilkan kerajinan yang lebih baik.
Saat kembali ke hotel, Grant menggambar rancangannya pada sehelai kertas. Pihak kerajaan lantas memesan sebilah pedang sebagai contoh kepada Grant.
Masalahnya terletak pada harga bahan baku kerajinan tersebut. Sedemikian mahalnya biaya yang ditanggung Grant untuk membuat contoh pedang, dia akan bangkrut jika barang itu sudah jadi namun ditolak.
Baca juga: 5 Tokoh Dunia yang Pernah Berlibur di Indonesia, Pergi ke Yogyakarta hingga Bali
Tak gentar, Grant mempertaruhkan segalanya dan membeli semua emas, permata, dan batu rubi yang dia perlukan guna membuat pedang itu bersama timnya.
Grant dapat bernapas lega setelah keluarga kerajaan menyukai pedang seharga £50.000 pound itu (£190.000 atau Rp3,2 miliar jika dibandingkan dengan nilai uang saat ini).
Begitu sukanya keluarga kerajaan, mereka memesan 15 pedang serupa.
"Bengkel kerajinan mengerahkan setiap jengkal keahlian untuk membuat contoh pedang itu sempurna. Hasilnya adalah pesanan banyak yang melesatkan perusahaan ini ke jalur yang berbeda," kata Grant.
Kini, perusahaannya—Grant Macdonald London—menghasilkan jutaan pound per tahun dan masih mendapat pesanan dari Timur Tengah. Grant sendiri harus pergi ke kawasan itu setiap bulan selama lebih dari 30 tahun.