Setelah itu, dia berkata seorang anggota staf dari sekolah menengah setempat mendekatinya untuk mengucapkan terima kasih.
Putranya telah diberi resep Epi-pen, tetapi keluarganya berjuang untuk membayar biaya USD600 (Rp9 juta) untuk suntikan adrenalin yang menyelamatkan jiwa. Kemurahan hati Childress membantu menutupi biaya.
"Dia bilang ayah saya mungkin bisa menyelamatkan nyawa putranya," ungkapnya.
Berita altruisme ayahnya dengan cepat menyebar ke seluruh komunitas dan media.
Setelah ceritanya dilaporkan di Washington Post minggu ini, Walker mengatakan apoteknya mulai menerima telepon dari seluruh AS dari orang-orang yang ingin membantu agar dana tetap berjalan.
Nix mengatakan tampaknya negara ini semakin menjauh, tetapi sikap ayahnya telah menjadi pengingat akan pentingnya kebaikan dan komunitas.
"Orang-orang peduli, dan ada harapan di luar sana," ujarnya.
(Susi Susanti)