Share

Pembunuhan Seorang YouTuber oleh Ayahnya Sendiri Picu Kemarahan Publik di Irak

Rahman Asmardika, Okezone · Senin 06 Februari 2023 09:56 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 06 18 2759696 pembunuhan-seorang-youtuber-oleh-ayahnya-sendiri-picu-kemarahan-publik-di-irak-lo59JEb6jT.jpg Ilustrasi. (Foto: Okezone)

BAGHDAD - Kematian seorang YouTuber muda, yang dibunuh dalam sebuah “pembunuhan demi kehormatan”, telah memicu kemaraha di Irak. Tiba al-Ali diduga dibunuh oleh ayahnya karena perselisihan keluarga.

Menurut keterangan Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Irak, Saad Maan di Twitter, perempuan berusia 22 tahun itu dibunuh oleh ayahnya pada 31 Januari di provinsi selatan Diwaniya,

Polisi telah berusaha menengahi antara al-Ali – yang tinggal di Turki dan sedang mengunjungi Irak – dan kerabatnya untuk “menyelesaikan perselisihan keluarga dengan cara yang pasti”, kata Maan sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Rekaman percakapan yang tidak diverifikasi antara al-Ali dan ayahnya tampaknya menunjukkan bahwa dia tidak senang dengan keputusan YouTuber itu untuk tinggal sendirian di Turki.

Maan mengatakan bahwa setelah pertemuan awal polisi dengan keluarga "kami terkejut keesokan harinya ... dengan berita pembunuhannya di tangan ayahnya, seperti yang dia akui dalam pengakuan awalnya".

Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang sifat perselisihan tersebut.

Al-Ali telah mendapatkan pengikut di YouTube, di mana dia memposting video kehidupan sehari-harinya dan di mana tunangannya sering muncul.

Seorang sumber polisi, yang berbicara kepada AFP tanpa menyebut nama, mengkonfirmasi bahwa "perselisihan keluarga" itu terjadi pada 2015.

Al-Ali telah melakukan perjalanan ke Turki bersama keluarganya pada 2017, tetapi sekembalinya mereka, dia menolak untuk bergabung dan malah memilih untuk tinggal di Turki tempat dia tinggal sejak itu, kata sumber polisi.

Follow Berita Okezone di Google News

Sampai saat ini, tidak ada hukum di Irak yang mengkriminalkan kekerasan dalam rumah tangga.

Rancangan undang-undang kekerasan dalam rumah tangga pertama kali diperkenalkan ke parlemen pada 2014, tetapi kemajuan terhenti di tengah oposisi politik yang meluas dari legislator yang percaya itu akan "mengikis tatanan sosial Irak".

Kematian Al-Ali telah memicu kegemparan di kalangan warga Irak di media sosial, yang menyerukan protes di ibu kota, Baghdad, pada Minggu, (5/2/2023) untuk menuntut keadilan sebagai tanggapan atas kematiannya.

“Perempuan dalam masyarakat kita tersandera oleh kebiasaan terbelakang karena tidak adanya pencegah hukum dan tindakan pemerintah – yang saat ini tidak sepadan dengan ukuran kejahatan kekerasan dalam rumah tangga,” tulis politisi veteran Ala Talabani di Twitter.

Aktivis HAM Hanaa Edwar mengatakan kepada AFP bahwa, menurut rekaman suara yang dikaitkan dengan wanita muda itu, "dia meninggalkan keluarganya ... karena dilecehkan secara seksual oleh saudara laki-lakinya".

Observatorium Irak untuk Hak Asasi Manusia juga melaporkan tuduhan tersebut. AFP tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian rekaman suara tersebut.

Amnesty International mengutuk pembunuhan "mengerikan" itu, dengan mengatakan "hukum pidana Irak masih memperlakukan dengan lunak apa yang disebut 'kejahatan kehormatan' yang terdiri dari tindakan kekerasan seperti penyerangan dan bahkan pembunuhan".

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini