Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Charlie Hebdo Kembali Berulah, Picu Kemarahan dengan Kartun Mengejek Bencana Gempa di Turki dan Suriah

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 09 Februari 2023 |15:09 WIB
Charlie Hebdo Kembali Berulah, Picu Kemarahan dengan Kartun Mengejek Bencana Gempa di Turki dan Suriah
Foto: Twitter/Charlie Hebdo.
A
A
A

PARIS - Majalah satire Prancis Charlie Hebdo memicu kemarahan di media sosial setelah menerbitkan kartun yang menyoroti gempa berkekuatan M 7,8 yang menewaskan ribuan orang di Turki dan Suriah.

Kartun yang dibuat oleh seniman Pierrick Juin menunjukkan bangunan yang hampir rubuh di tengah tumpukan puing dengan tulisan: “Tidak perlu mengirim tank.”

BACA JUGA: Charlie Hebdo Akan Terbitkan Kembali Kartun Nabi Muhammad dalam Edisi Khusus

Pengguna media sosial mengatakan kartun itu mengolok-olok tragedi yang berdampak pada jutaan orang di Turki dan Suriah, menyebut gambar itu "menjijikkan", "memalukan", "menjijikkan", dan mirip dengan "ujaran kebencian", demikian diwartakan Al Jazeera.

Seorang wanita bernama Sara Assaf menanggapi dengan mengatakan bahwa dia menarik dukungannya untuk majalah tersebut.

“Je ne suis plus Charlie” (Saya bukan lagi Charlie), tulisnya, mengacu pada slogan “Je suis Charlie” (Saya Charlie) yang diadopsi oleh pendukung Charlie Hebdo setelah serangan 7 Januari 2015 di kantor mereka.

Pada hari itu, dua bersaudara yang mengaku berafiliasi dengan Al-Qaeda melepaskan tembakan di kantor majalah satire Prancis tersebut di Paris, menewaskan 12 orang sebagai pembalasan atas penggambaran kartun Nabi Muhammad SAW dalam Islam.

BACA JUGA: 14 Orang Dinyatakan Bersalah Atas Serangan Charlie Hebdo 2015

Serangan itu memicu curahan solidaritas global dengan Prancis serta perdebatan tentang apa yang dimaksud dengan kebebasan berbicara.

“Kami bersamamu selama rasa sakitmu. Apa yang kita alami sekarang adalah bencana bagi umat manusia!” kata seorang pengguna, sebelum menambahkan: "Tidak, ini bukan humor."

Cendekiawan Muslim Amerika Omar Suleiman berkata: “Mengejek kematian ribuan Muslim adalah puncak dari bagaimana Prancis telah merendahkan kita dalam segala hal.”

Beberapa pengguna mencatat bagaimana orang Turki telah melakukan pawai dukungan setelah serangan 2015, bersatu mendukung kampanye "Je suis Charlie", hanya untuk dibalas dengan apa yang dianggap banyak orang sebagai cemoohan.

Seorang pengguna mengatakan kartun itu memamerkan “semangat asli” dari Charlie Hebdo, sementara yang lain mengatakan “satu-satunya sumber pendapatan untuk surat kabar ini adalah Islamofobia”.

Komik strip itu bahkan mendapat balasan dari Ibrahim Kalin, juru bicara kepresidenan Turki, yang menyebutnya sebagai “barbar” dalam tweetnya.

Beberapa pendukung Charlie Hebdo berusaha membela komik tersebut, menyebutnya sebagai “satire” dan membutuhkan “konteks”.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement