Setelah menempatkan keluarganya di tempat aman, dia langsung mencari kerabat dekatnya yang terdampak gempa. Di hari kedua pascagempa, dia melihat motor tantenya sudah tertimbun reruntuhan.
"Saya menyadari kemungkinan keluarga besar saya meninggal dunia. Ada anak-anak dua orang," lirihnya.
Mehmed dan keluarganya tinggal di mobil hingga hari ketiga pascagempa. Barulah setelah Badan Bencana Nasional Turki (AFAD) datang ke Kahramanmaras, dia sekeluarga kembali ke rumah mereka.
"Rumah kami alhamdulilah tak hancur karena hanya dua lantai. Setelah gempa tak ada satupun pasar yang buka, pihak pemerintah sangat cukup (membantu). Kami juga saling bantu," tuturnya.
Mehmed berharap, pemerintah Turki dapat mengambil pelajaran dari bencana ini dan memperhatikan izin pembangunan yang sesuai standar. Akibat bencana gempa ini, 24 orang keluarga Mehmed meninggal dunia.
"Kerugian bukan hanya untuk saya tapi untuk masyarakat Kahramanmaras," tandasnya.