“Perdamaian dan peradaban memiliki kekurangannya, dan para pejuang Taliban telah menghabiskan lebih dari satu generasi untuk berperang. Sulit untuk membalik kehidupan mereka dan melakukan transisi. Masih sulit untuk tidak melewatkan hari-hari jihad,” kata Abdul Nafi, seorang petani, meratapi pengejaran uang yang mendominasi kehidupan di Afghanistan.
Nafi juga menyadari betapa tergantikannya dirinya. “Ada pepatah di daerah kita bahwa uang itu seperti belenggu,” ujarnya.
“Sekarang, jika kami mengeluh, atau tidak masuk kerja, atau tidak mematuhi aturan, mereka memotong gaji kami. Tidak seperti jihad, khususnya sekarang, ketika pertempuran sudah lama berlalu dan risikonya nol, Keemiran dapat menemukan banyak orang untuk bekerja dengan mereka dengan imbalan gaji.”
(Rahman Asmardika)