Tepat pukul 01.00 waktu setempat, Sutiyoso memberi isyarat dengan melepas tembakan. Kedua tim kemudian secara serentak melakukan penyerangan ke markas polisi dan tentara. Terjadi perlawanan sengit.
Setelah pertempuran selama 20 menit, Sutiyoso melepas tembakan sebagai isyarat untuk mundur sesuai strategi hit and run. Saat itu, Sutiyoso mendapat laporan Sersan Parman yang bertugas sebagai penembak roket launcher tertembak di kakinya. Begitu pula pembantunya Sarwono tertembak sehingga satu jari tangannya putus. Termasuk empat anggota lainnya yang tertembak.
Namun saat akan dijemput, ternyata Sersan Parman dan Sarwono telah berpindah. Di tengah kejaran pasukan musuh, pertempuran sengit terus terjadi. Pergerakan tim Sutiyoso untuk kembali ke Kotabot terhambat karena harus bertempur dan membopong empat anggotanya yang tertembak.
Dalam perang dahsyat seperti itu, keempat orang yang tertembak “mestinya” ditembak mati supaya tidak menjadi beban. Bahkan para senior yang dihubunginya melalui radio telah menyarankan supaya ditinggal saja.
Tapi Sutiyoso tidak tega. Sutiyoso dengan tiga anggota kemudian membopong mereka yang terluka sambil memanggul senjata. Di tengah gempuran pasukan musuh, Sutiyoso bersama timnya terus melakukan perlawanan sambil bergerak menuju tempat yang aman. Bahkan, anggota yang dipapah Sutiyoso meminta supaya dia ditinggal dan dibekali granat. Jika sewaktu-waktu tertangkap, mereka akan meledakkan diri dengan granat tersebut. “Tidak! Kamu bisa saya selamatkan. Kuatkan saja dirimu!”
Mereka terus bergerak. Hari sudah siang. Sutiyoso bersama timnya belum makan. Rasa lapar dan haus mulai menyerang. Hingga di suatu tempat yang cukup aman, Sutiyoso kemudian membuka radio dan meminta dikirim bantuan helikopter.
Namun helikopter terbang terlalu tinggi sehingga isyarat kepulan asap yang dibuat Sutiyoso tidak terlihat. Tapi Sutiyoso tidak mau menyerah, Kolonel Dading kembali dihubungi untuk mengirim helikopter lagi. Namun lagi-lagi helikopter tidak dapat melihat titik kepul asap yang dibuat pasukan Sutiyoso.
Sutiyoso lantas menembakkan pistol dengan tembakan isyarat warna hijau. Meski upaya tersebut berhasil. Namun hal itu jugau membuat pasukan Fretilin mengetahui keberadaan pasukan Sutiyoso. Di tengah serangan pasukan Fretilin, Sutiyoso meletakkan senjata dan ransel untuk membopong anggotanya yang terluka naik ke helikopter. Setelah berjuang keras, keempat anggota yang tertembak berhasil dievakuasi menggunakan helikopter.