Api akhirnya dapat dipadamkan dalam waktu tiga jam, namun setidaknya 35 bangunan masjid dan 21 pusat pembelajaran untuk pengungsi juga hangus terbakar, tambahnya.
Foto-foto yang beredar belakangan memperlihatkan tingkat kerusakan parah akibat kebakaran itu. Terlihat sejumlah orang yang tinggal di sana menkais sisa-sisa barangnya yang mungkin bisa diselamatkan.
Namun yang tersisa atap seng bergelombang yang terlihat hangus.
Hrusikesh Harichandan, dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, mengatakan bahwa ada "kerusakan besar" di kamp tersebut.
Dia mengatakan layanan dasar seperti fasilitas pusat air bersih juga mengalami kerusakan. "Tempat tinggal saya dirusak. [Toko saya] juga terbakar habis," kata Mamun Johar, pria Rohingya berusia 30 tahun, kepada AFP.
"Kobaran api telah merampas segala milik saya, semuanya," imbuhnya.
Awan hitam yang tebal terlihat mengambang di atas Camp 11, salah satu dari banyak lokasi pengungsian di dekat perbatasan, yang dihuni lebih dari satu juta pengungsi Rohingya.
Kamp-kamp itu, yang penuh sesak dan jorok, sangat rentan terjadi kebakaran.
Antara Januari 2021 dan Desember 2022, ada 222 insiden kebakaran di kamp pengungsi Rohingya, termasuk 60 kasus aksi pembakaran, menurut laporan Kementerian Pertahanan Bangladesh yang dirilis bulan lalu.