WASHINGTON - Sebuah asteroid yang baru terdeteksi berpeluang menghantam Bumi pada 2046, demikian diumumkan badan antariksa Amerika Serikat (NASA) dalam sebuah cuitan di Twitter. Menurut perhitungan NASA, jika benar-benar menabrak bumi, asteroid dengan ukuran kira-kira sebesar kolam renang Olimpiade itu kemungkinan tiba pada Hari Valentine 2046.
Jarak terdekat asteroid itu ke Bumi adalah sekira 1,1 juta mil (1,8 juta km), kata NASA. Namun, para peneliti masih mengumpulkan data, yang menurut mereka masih dapat mengubah perkiraan tersebut.
Asteroid, yang dijuluki 2023 DW, memiliki peluang 1 banding 560 untuk menabrak Bumi, menurut NASA, sebagaimana dilansir BBC. Ini satu-satunya batu luar angkasa dalam daftar risiko NASA yang menempati peringkat 1 pada Skala Bahaya Dampak Torino.
Skala, yang dimulai dari 0-10, mengukur risiko benda luar angkasa bertabrakan dengan Bumi. Semua objek lain pada skala peringkat 0, menunjukkan tidak ada risiko benturan.
Peringkat 1 berarti bahwa tabrakan yang sebenarnya sangat tidak mungkin terjadi dan tidak menimbulkan kekhawatiran publik, kata Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA.
"Objek ini tidak terlalu memprihatinkan," kata Insinyur Navigasi JPL Davide Farnocchia kepada CNN.
Jika memang bertabrakan dengan kita, 2023 DW tidak akan memiliki efek kiamat yang sama dengan asteroid yang memusnahkan dinosaurus di Bumi 66 juta tahun lalu. Asteroid itu jauh lebih besar dengan lebar 7,5 mil (12 km), kata Scientific American.
Namun dampak dari 2023 DW masih dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan jika mendarat di atas kota besar atau daerah padat penduduk. Sebuah meteor kurang dari setengah ukuran DW 2023 meledak di atas Chelyabinsk, Rusia, 10 tahun lalu, menyebabkan gelombang kejut yang meledakkan jendela di daerah sejauh 200 mil persegi dan melukai sekira 1.500 orang.
Meskipun kontak dengan asteroid tampaknya tidak mungkin terjadi, para ilmuwan telah mempersiapkan pertemuan semacam itu selama bertahun-tahun. Oktober lalu, NASA mengkonfirmasi misi Double Asteroid Redirection Test (Dart) telah berhasil mengubah jalur perjalanan asteroid kecil dengan menabrakkan pesawat ruang angkasa ke benda itu.
"Itulah alasan mengapa kami menerbangkan misi itu," kata Farnocchia, "dan misi itu sukses spektakuler."
(Rahman Asmardika)