Dalam sebuah arsip dari pemerintah kolonial Belanda, Wangsanayan dikenal sebagai seorang letnan yang berasal dari Bali. Konon Letnan Wangsanayan lahir pada tahun 1680 dan tinggal di Batavia. Namun kisah ini belum ada keterangan lebih lanjut terkait keabsahannya.
Namun ada berkata lain mengenai asal usulk Senayan ini tercantum dalam buku Batavia Kota Hantu karya Alwi Shahab. Dalam bab Kampung-kampung Tua, Senayan ini diceritakan memiliki luas mencapai 270 hektare. Sedangkan nama Senayan ini berasal dari bahasa Betawi yang merupakan jenis permainan berkuda bernama Senenan.
Nama tersebut muncul pada kurun waktu 1808 hingga 1811 pada zaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles. Pada zaman itu, kawasan Senayan dijadikan sebagai tempat warga Inggris untuk bermain Polo.
Pada zaman dulu, Senayan merupakan sebuah kawasan tempat tinggal masyarakat Betawi. Namun setelah dibangun Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 1960 silam, masyarakat Betawi di kawasan Senayan terpaksa harus pindah dari tempat tersebut.
Bahkan proyek pembangunan Stadion Gelora Bung Karno kala itu sampai harus menggusur hingga 1688 rumah, kios kandang ternak dan 700 ribu pohon ditebang.
(RIN)
(Rani Hardjanti)