"Belum," jawab pemimpin itu dan berlanjut bicara topik lain.
Tiga bulan berikutnya terjadi dialog antara pemimpin dan tukang cukur. "Bagaimana suksesi, sudah ada penggantinya belum?" tanya tukang cukur.
"Kamu ini bagaimana sih selalu tanya soal pengganti saya. Kamu tidak suka dengan saya tetap menjadi pemimpin ya?" jawab sang pemimpin dengan nada tinggi.
Dengan tenang tukang cukur itu menjawab, "Bukan begitu pak, kalau saya tanya bapak sudah ada penggantinya atau belum, bulu kuduk bapak berdiri. Jadi saya gampang motongnya,” jawabnya.
(Susi Susanti)