YANGON – Panglima Junta Militer Jenderal Min Aung Hlaing menegaskan bahwa angkatan bersenjata Myanmar tidak akan berhenti memerangi pihak-pihak yang menentang kekuasaan mereka, berapa pun biayanya.
Myanmar telah dilanda perang saudara sejak kudeta militer pada 2021. Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan penduduk mengungsi.
Berpidato dalam parade militer memperingati Hari Angkatan Bersenjata, Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan bahwa rezim militer akan menangani dengan tegas apa yang dia gambarkan sebagai "aksi teror" oleh kelompok perlawanan bersenjata. Dia juga menyebut negara-negara yang mengutuk kudeta militer Myanmar sebagai pendukung teror dan “pihak yang salah”.
Dalam pidatonya, sang jenderal juga menyalahkan tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi dan partainya karena berusaha merebut kekuasaan melalui kemenangan pemilu pada November 2020, yang dia sebut penuh kecurangan.
Follow Berita Okezone di Google News