Libération mengatakan penyelidikan oleh Faivre terhadap anak-anak dan remaja yang diduga dibunuh di barak militer kemungkinan besar akan membuat pihak berwenang tidak senang.
"Pembatasan kebebasan informasi ini tidak dapat diterima dan tanda kekuatan yang menolak untuk mempertanyakan tindakannya," katanya, dikutip BBC.
Pengusiran para jurnalis adalah tanda terbaru bahwa rezim Kapten Ibrahim Traoré menindak media Prancis.
Kejadian itu sebelumnya menangguhkan siaran dua outlet media berutang negara, France 24 dan Radio France International (RFI).
France 24 ditangguhkan bulan lalu setelah pihak berwenang menuduhnya sebagai "agen komunikasi" militan dengan menyiarkan wawancara dengan kepala sayap Afrika Utara al-Qaeda, Yezid Mebarek, yang juga dikenal sebagai Abu Ubaydah Yusuf al-Anabi .
France 24 menggambarkan tuduhan itu sebagai fitnah, dengan mengatakan tidak pernah mengundang pemimpin al-Qaeda untuk berbicara langsung tentang programnya, dan "hanya melaporkan kata-katanya dalam bentuk kolom, memastikan jarak dan konteks yang diperlukan".