Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gawat! Perempuan di China Meninggal Usai Terinfeksi Flu Burung

Muhammad Fadli Rizal , Jurnalis-Rabu, 12 April 2023 |14:23 WIB
Gawat! Perempuan di China Meninggal Usai Terinfeksi Flu Burung
Ilustrasi (Foto Freepik)
A
A
A

CHINA - Seorang perempuan di China dilaporkan meninggal terinfeksi flu burung H3N8. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kematian tersebut merupakan kasus pertama seorang manusia meninggal terinfeksi flu burung, Selasa (11/4/2023).

Dikutip dari Channel News Asia, H3N8 diketahui beredar sejak 2002 setelah pertama kali muncul di unggas Amerika Utara. Ia diketahui menginfeksi kuda, anjing, dan anjing laut.

 BACA JUGA:

Sejak saat itu kasus belum terdeteksi pada manusia hingga akhirnya dua kasus non-fatal terdeteksi. Dua kasus itu juga terjadi di China pada bulan April dan Mei tahun lalu.

Wanita yang meninggal berusia 56 tahun dari provinsi Guangdong di Cina tenggara. Dia jatuh sakit pada 22 Februari, dirawat di rumah sakit karena pneumonia parah pada 3 Maret dan meninggal pada 16 Maret.

"Pasien memiliki beberapa kondisi yang mendasarinya. Dia memiliki riwayat terpapar unggas hidup sebelum timbulnya penyakit, dan riwayat kehadiran burung liar di sekitar rumahnya," kata badan kesehatan PBB dalam sebuah pernyataan.

"Tidak ada kontak dekat dari kasus yang mengembangkan infeksi atau gejala penyakit pada saat pelaporan," tambahnya.

Sementara dugaan perempuan itu terpapar oleh unggah hidup yang terinfeksi juga belum bisa terjawab. WHO masih menyelidiki lebih lanjut kasus tersebut.

"Masih belum jelas apa sumber pasti infeksi ini dan bagaimana virus ini terkait dengan virus avian influenza A (H3N8) lainnya yang beredar pada hewan," ujar WHO.

WHO menyebut dari dua kasus tahun lalu ada dua kasus, satu mengalami penyakit kritis, sementara yang lain mengalami penyakit ringan. Kedua kasus tersebut kemungkinan tertular dari paparan langsung atau tidak langsung pada unggas yang terinfeksi.

"Tampaknya virus ini tidak memiliki kemampuan untuk menyebar dengan mudah dari orang ke orang, sehingga risiko penyebarannya di antara manusia di tingkat nasional, regional, dan internasional dianggap rendah," kata organisasi yang berbasis di Jenewa itu.

“Namun, karena sifat virus influenza yang terus berkembang, WHO menekankan pentingnya pengawasan global untuk mendeteksi perubahan virologis, epidemiologis dan klinis yang terkait dengan virus influenza yang beredar yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia (atau hewan),” ungkap WHO.

Kasus flu burung pada manusia biasanya merupakan akibat dari paparan langsung atau tidak langsung terhadap unggas hidup atau mati yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.

( Muhammad Fadli Rizal)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement