Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sejarah Metode Hisab Muhammadiyah Tentukan Ramadhan dan Idul Fitri

Tim Okezone , Jurnalis-Jum'at, 14 April 2023 |14:09 WIB
Sejarah Metode Hisab Muhammadiyah Tentukan Ramadhan dan Idul Fitri
Ilustrasi (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA - Dalam menentukan 1 Ramadhan dan 1 Syawal (Idul Fitri) terdapat perbedaan metode dan kriteria hilal. Muhammadiyah dikenal menggunakan metode hisab atau menghitung peredaran bulan.

Sementara Nahdlatul Ulama (NU) atau Pemerintah melalui Kemenag menggunakan rukyat atau melihat peredaran bulan.

Menukil laman Muhammadiyah.or.id, pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan mempelopori kesadaran penggunaan kalender Hijriyah secara konsisten. KH Ahmad Dahlan mendapat dukungan Kesultanan Yogyakarta dan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan adalah kunci utama.

Sebagai seorang modernis, KH Ahmad Dahlan memahami bahwa ilmu sains dan teknologi sejatinya memudahkan umat manusia dalam kehidupan di dunia. Sebagai reformis, ia ingin umat Islam tidak mendikotomikan antara agama dan dunia.

Untuk itu, kesadaran terhadap penggunaan Kalender (sistem hisab) dibawa KH Ahmad Dahlan sepaket dengan berbagai misi reformis lainnya pelurusan arah kiblat yang terjadi sepulang dirinya dari ibadah haji pada 1897 dan diperjuangkan hingga 1898.

Sejarah Metode Hisab dan Perbedaan Penanggalan

Melihat kecerdasan dan visi tajdid KH Ahmad Dahlan dengan gagasan-gagasan yang melampaui zamannya, Sultan Hamengkubuwana ke VII (1839-1931) mengutus KH Ahmad Dahlan untuk kembali ke Makkah guna melakukan ibadah haji yang kedua pada tahun 1903-1904 dengan biaya penuh dari Kesultanan Yogyakarta.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement