Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gus Baha: Dibenarkan Al Quran, Orang Pesantren Tak Boleh Anti Hisab

Nanda Aria , Jurnalis-Rabu, 19 April 2023 |14:12 WIB
Gus Baha: Dibenarkan Al Quran, Orang Pesantren Tak Boleh Anti Hisab
Gus Baha/Foto: NU
A
A
A

 

JAKARTA - Penentuan Idul Fitri 1444 Hijriyah dengan metode hisab dan rukyat memantik diskusi di antara para pakar.

Metode penentuan bulan hijriyah dengan metode hisab identik dengan Ormas Muhammadiyah, sedangkan rukyat identik dengan Nahdlatul Ulama (NU).

 BACA JUGA:

Hisab sendiri merupakan perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah. Sementara rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, penampakan bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak

Merespons perdebatan terkait metode penentuan bulan baru ini, Kiyai Kondang Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gusa Baha menilai bahwa baik rukyat maupun hisab sama-sama dibenarkan oleh Al Quran.

 BACA JUGA:

"Baik hisab maupun rukyat, itu dibenarkan Al Quran," katanya dalam salah satu ceramahnya di Youtube, Rabu (19/4/2023).

Gus Baha menjelaskan, perbedaan metode dalam menentukan jatuhnya Idul Fitri ini tak perlu didikotomikan. Sebab, keduanya dapat dibenarkan.

Dia pun mengatakan bahwa, kalangan masyarakat yang memiliki tradisi pesantren tak harus serta merta menolak metode hisab, sebab dalam pembelajaran di pesantren, hisab juga dipelajari.

"Dalam fikih Syafi'iah sebetulnya boleh percaya hisab. Asal hisab itu qo'ti dan konsensus. Kamu meskipun punya tradisi pesantren, jangan menolak hisab. Hisab itu dibenarkan Al Quran," ujarnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement