Teheran menyangkal sedang mengembangkan senjata nuklir, dan dilaporkan telah menolak upaya AS untuk membicarakannya kembali ke kesepakatan di mana ia akan membekukan pengayaan dengan imbalan keringanan sanksi.
Dalam pidato Selasa, Raisi menuding AS sebagai kekuatan destabilisasi di Timur Tengah.
“Pasukan ekstra-regional dan Amerika harus meninggalkan kawasan itu secepat mungkin, karena itu akan menguntungkan diri mereka sendiri dan kawasan itu,” katanya sebagaimana dilansir RT.
Sementara Arab Saudi sering menjadi sasaran retorika Teheran, pidato Raisi tidak menyebutkan Riyadh. Namun, presiden mengatakan bahwa angkatan bersenjata Iran "dengan hangat berjabat tangan dengan negara-negara kawasan" yang bersedia bekerja sama dalam masalah keamanan bersama, kemungkinan merujuk pada detente yang ditengahi China baru-baru ini antara kedua negara.
(Rahman Asmardika)