Selain megibung, kata dia, juga ada tradisi ngejot yakni tradisi memberi makanan atau bahan makanan antarsesama.
“Di tempat tinggal saya kawasan Padangsambian, Denpasar, itu sama tetangga saling memberi. Saat Idul Fitri saya ngejor, nanti saat Galungan dan Kuningan, tetangga Hindu juga mengirimkan makanan ke kami, sesederhana itu jadi guyub,” katanya.
Tak hanya itu, ketika umat Islam melaksanakan ibadah termasuk saat Shalat Idul Fitri, petugas keamanan adat khas Bali atau "Pecalang" ikut membantu mengatur kelancaran dan keamanan ibadah.
“Ini sangat bagus, bukan menjadi masalah. Di lembaga misalnya Muhammadiyah itu ada yang membidangi seni budaya olahraga, begitu juga di MUI ada komisi bidang pariwisata dan budaya,” ucapnya.
Umat Islam di Bali melaksanakan Shalat Idul Fitri di sejumlah titik di antaranya di Denpasar diadakan di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Lapangan Lumintang Denpasar, Lapangan Kapten Japa dan sejumlah masjid di Bali.
(Fakhrizal Fakhri )