Seperti diketahui, pada November tahun lalu, kelompok jihad mengumumkan kematian pemimpinnya, Abu al-Hassan al-Hashemi al-Qurayshi. Amerika Serikat (AS) mengatakan dia terbunuh dalam operasi oleh pemberontak Tentara Pembebasan Suriah di Suriah barat daya pada pertengahan Oktober 2022.
Dia mengambil alih kelompok itu setelah pemimpin sebelumnya Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi meledakkan dirinya dan keluarganya saat pasukan khusus AS mengepung tempat persembunyiannya setelah baku tembak pada Februari 2022.
Presiden AS Joe Biden saat itu mengatakan operasi itu menghilangkan ancaman teroris besar bagi dunia.
ISIS pernah menguasai wilayah seluas 88.000 km persegi (34.000 mil persegi) yang membentang dari Suriah timur laut melintasi Irak utara dan memberlakukan aturan brutalnya pada hampir delapan juta orang.
Kelompok itu diusir dari wilayah terakhirnya pada 2019, tetapi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan pada Juli bahwa itu tetap menjadi ancaman yang terus-menerus.
Diperkirakan memiliki antara 6.000 dan 10.000 pejuang di Suriah dan Irak, yang sebagian besar berbasis di daerah pedesaan dan terus melakukan serangan tabrak lari, penyergapan dan pengeboman pinggir jalan.
Afiliasi regional IS juga menimbulkan ancaman di zona konflik lain di seluruh dunia. PBB mengatakan jaringan yang paling kuat dan mapan berbasis di Afghanistan, Somalia, dan cekungan Danau Chad.
(Susi Susanti)