Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pertempuran Sengit Kembali Pecah di Ibu Kota Sudan, Penduduk Alami Teror Permanen

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 04 Mei 2023 |15:11 WIB
Pertempuran Sengit Kembali Pecah di Ibu Kota Sudan, Penduduk Alami Teror Permanen
Foto: Reuters.
A
A
A

KHARTOUM - Pertempuran sengit dapat terdengar di pusat Khartoum pada Kamis, (4/5/2023) ketika tentara Sudan berusaha memukul mundur paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) dari daerah sekitar istana presiden dan markas tentara. Pertempuran kembali pecah setelah gencatan senjata selama tujuh hari, yang disetujui kedua belah pihak, dilanggar.

Masing-masing pihak tampaknya berjuang untuk menguasai wilayah di ibu kota menjelang kemungkinan negosiasi, meskipun para pemimpin dari kedua faksi telah menunjukkan sedikit keinginan untuk mengadakan pembicaraan setelah lebih dari dua minggu pertempuran.

Pengeboman besar-besaran juga terdengar di kota-kota tetangga Omdurman dan Bahri.

"Sejak kemarin malam, dan pagi ini, ada serangan udara dan suara bentrokan," kata Al-Sadiq Ahmed, seorang insinyur berusia 49 tahun yang berbicara dari Khartoum, sebagaimana dilansir Reuters.

"Kami mengalami teror permanen karena pertempuran terjadi di sekitar pusat lingkungan perumahan. Kami tidak tahu kapan mimpi buruk ini dan ketakutan akan berakhir."

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu, (3/5/2023) menekan faksi-faksi yang bertikai di Sudan untuk menjamin perjalanan bantuan kemanusiaan yang aman setelah enam truk dijarah dan serangan udara di ibu kota merusak gencatan senjata yang seharusnya.

Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan dia berharap untuk mengadakan pertemuan tatap muka dengan pihak-pihak yang bertikai di Sudan dalam dua hingga tiga hari untuk mendapatkan jaminan dari mereka untuk konvoi bantuan untuk mengirimkan pasokan bantuan.

PBB telah memperingatkan bahwa pertempuran antara tentara dan RSF, yang meletus pada 15 April, berisiko menyebabkan bencana kemanusiaan yang dapat meluas ke negara lain. Sudan mengatakan pada Selasa, (2/5/2023) bahwa 550 orang tewas dan 4.926 orang terluka sejauh ini dalam konflik tersebut.

Sekira 100.000 orang telah melarikan diri dari Sudan dengan sedikit makanan atau air ke negara tetangga, kata PBB.

Tentara mengatakan telah membunuh pejuang RSF dan menghancurkan sejumlah kendaraan "milik pemberontak", setelah bentrok dengan kelompok itu di wilayah militer Bahri.

Tentara dan RSF bergabung dalam kudeta dua tahun lalu dan telah berbagi kekuasaan sebagai bagian dari transisi yang didukung internasional menuju pemilihan bebas dan pemerintahan sipil sebelum berselisih karena transisi.

RSF menuduh tentara melanggar gencatan senjata dan menyerang pasukan sejak fajar. Dikatakan tentara menyerang lingkungan perumahannya dengan artileri dan pesawat dengan "cara pengecut".

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement