YANGON - Media yang dikendalikan militer Myanmar mengatakan pada Jumat, (19/5/2023) bahwa 145 orang tewas ketika Topan Mocha melanda negara itu pekan ini. Angka itu sangat kontras dengan laporan dari kelompok hak asasi manusia dan warga yang khawatir ratusan orang mungkin tewas.
Negara Bagian Rakhine yang miskin di bagian barat menanggung beban badai yang pada Minggu, (14/5/2023) merobohkan rumah, menara komunikasi, dan jembatan dengan kecepatan angin hingga 210 kilometer per jam, dan memicu gelombang badai yang menggenangi ibu kota negara bagian Sittwe.
Junta mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pada 18 Mei total 145 orang telah ditemukan tewas, termasuk 91 orang di kamp-kamp pengungsi internal. Awal pekan ini dikatakan tiga orang tewas akibat badai.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban.
Beberapa penduduk yang dihubungi oleh Reuters mengatakan awal pekan ini bahwa lebih dari 400 orang telah tewas dan banyak lagi yang hilang, menambahkan bahwa para penyintas berjuang dengan kekurangan makanan dan pasokan medis.
Rakhine memiliki populasi Muslim Rohingya yang besar - sekira 600.000, minoritas teraniaya yang ditolak oleh pemerintah berturut-turut di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha.