MINSK - Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko mengatakan bahwa “ada senjata nuklir untuk semua” jika ada negara lain yang ingin bergabung dengan Persatuan Rusia-Belarusia.
Pekan lalu Moskow melanjutkan rencana untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia, dalam penyebaran pertama hulu ledak semacam itu di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991. Langkah Rusia ini telah memicu kekhawatiran di Barat.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan di televisi pemerintah Rusia pada Minggu, (28/5/2023) malam, Lukashenko, sekutu paling setia Presiden Vladimir Putin, mengatakan bahwa harus "dipahami secara strategis" bahwa Minsk dan Moskow memiliki kesempatan unik untuk bersatu.
"Tidak ada yang menentang Kazakhstan dan negara-negara lain yang memiliki hubungan dekat yang sama seperti yang kita miliki dengan Federasi Rusia," kata Lukashenko sebagaimana dilansir Reuters.
"Jika seseorang khawatir ... (maka) itu sangat sederhana: bergabung dengan Negara Persatuan Belarusia dan Rusia. Itu saja: akan ada senjata nuklir untuk semua."
Dia menambahkan bahwa itu adalah pandangannya sendiri - bukan pandangan Rusia.
Rusia dan Belarusia secara resmi merupakan bagian dari Negara Persatuan, persatuan tanpa batas dan aliansi antara dua bekas republik Soviet.
Rusia menggunakan wilayah Belarusia sebagai landasan peluncuran untuk invasi ke tetangga bersama mereka Ukraina pada Februari tahun lalu, dan sejak itu kerja sama militer mereka semakin intensif, dengan latihan bersama di tanah Belarusia.
Pada Minggu, Kementerian Pertahanan Belarusia mengatakan bahwa unit lain dari sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 tiba dari Moskow, dengan sistem yang akan segera siap untuk tugas tempur.
(Rahman Asmardika)