NEW YORK – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah didakwa atas penanganan dokumen rahasia setelah dia meninggalkan Gedung Putih.
Media AS melaporkan Trump, 76, menghadapi tujuh dakwaan termasuk penyimpanan file rahasia tanpa izin. Tetapi dakwaan tersebut belum dipublikasikan.
Ini adalah dakwaan kedua terhadap Trump dan dakwaan federal pertama terhadap mantan presiden.
Dia berkampanye untuk kembali ke Gedung Putih pada 2024.
Dalam sebuah posting di Truth Social, Trump mengatakan dia tidak bersalah dan telah dipanggil untuk hadir di pengadilan federal di Miami pada Selasa (6/6/2023) sore.
"Saya tidak pernah menyangka hal seperti itu bisa terjadi pada mantan Presiden Amerika Serikat," tulisnya, dikutip BBC.
"Ini memang hari yang kelam bagi Amerika Serikat. Kami adalah negara yang mengalami penurunan serius dan cepat, tetapi bersama-sama kita akan Membuat Amerika Hebat Lagi!,” lanjutnya.
Surat dakwaan adalah dokumen yang menetapkan perincian dakwaan terhadap seseorang, memastikan mereka memiliki pemberitahuan tentang dugaan tindak pidana.
Dewan juri di Miami dilaporkan pada Rabu (7/6/2023) telah mendengar bukti dalam kasus tersebut.
Departemen Kehakiman menolak berkomentar dan dakwaan tersebut belum dirilis ke publik.
Jaksa khusus Jack Smith telah mempertimbangkan bukti dalam kasus dokumen sejak dia ditunjuk untuk mengawasinya oleh Jaksa Agung Merrick Garland pada November tahun lalu.
Seperti diketahui, pada tahun lalu, resor Trump di Florida Mar-a-Lago digeledah dan 11.000 dokumen disita, termasuk sekitar 100 yang ditandai sebagai rahasia. Beberapa di antaranya diberi label sangat rahasia.
Ada laporan minggu lalu bahwa jaksa telah memperoleh rekaman audio Trump di mana dia mengaku menyimpan dokumen rahasia setelah meninggalkan Gedung Putih.
Hal ini jelas melanggar undang-undang AS bagi pejabat federal - termasuk presiden – yang memindahkan atau menyimpan dokumen rahasia di lokasi yang tidak sah.
Pakar hukum mengatakan dakwaan itu tidak akan membatasi kemampuan Trump untuk mencalonkan diri sebagai presiden lagi.
"Dia dapat didakwa berkali-kali dan itu tidak akan menghentikan kemampuannya untuk mencalonkan diri," kata David Super, seorang profesor di Pusat Hukum Universitas Georgetown.
Super mencatat bahwa Trump dapat terus mencalonkan diri bahkan jika terbukti bersalah dalam kasus dokumen, tetapi masih harus dilihat apakah Partai Republik akan mendukungnya.
Penyelidikan terpisah atas upaya untuk membatalkan hasil pemilu 2020, yang kalah dari Trump, juga diawasi oleh Jack Smith, mantan pengacara kejahatan perang yang dikenal sebagai penyelidik yang gigih.
Trump menjadi mantan presiden pertama yang didakwa melakukan kejahatan April ini, setelah dia mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis atas pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang porno.
Dia menghadapi persidangan dalam kasus itu di New York pada tahun depan.
(Susi Susanti)