“Kami percaya diplomasi adalah cara terbaik untuk mencapai tujuan itu dengan dasar yang dapat diverifikasi dan bertahan lama, tetapi presiden juga telah menjelaskan bahwa kami belum menyingkirkan opsi apa pun dari perundingan,” katanya, menyiratkan kemungkinan aksi militer, dikutip VOA.
Perjanjian pada 2015 itu membatasi aktivitas pengayaan uranium Iran untuk mempersulit Teheran mengembangkan senjata nuklir, sebagai imbalan atas pencabutan sanksi internasional.
Presiden AS kala itu, Donald Trump ketika itu menarik Amerika serikat keluar dari pakta tersebut pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran. Sejak itu Iran secara bertahap melakukan pengayaan nuklir melampaui pembatasan yang ada dalam kesepakatan dan menghidupkan kembali kekhawatiran AS, Eropa, dan Israel bahwa Iran mungkin berusaha membuat bom atom.
(Susi Susanti)