Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pertempuran Sengit di Sumedang: Komandan Batalion Tarumanegara Ditawan, Pos Pertahanan Belanda Porak-poranda

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Rabu, 14 Juni 2023 |05:10 WIB
Pertempuran Sengit di Sumedang: Komandan Batalion Tarumanegara Ditawan, Pos Pertahanan Belanda Porak-poranda
Ilustrasi konflik KNIL-TNI. (Okezone)
A
A
A

Kembali pada pertempuran di Sumedang, sedianya pihak Belanda sempat menawarkan gencatan “gencatan lokal” untuk jangka waktu dari 19 Maret sampai 26 April. Siliwangi menolak mentah-mentah.

Tapi ada di antara beberapa satuan Siliwangi yang kena rayuan psywar Belanda dan mau menghentikan tembak-menembak untuk sementara di wilayah perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat. Hal itu justru membuat Belanda bisa lebih leluasa bergerak ke wilayah lain, yakni Sumedang.

Dalam rangkaian pertempuran itu, Komandan Batalyon Tarumanegara, Mayor Abdurrachman sempat tertawan Belanda, sebelum akhirnya dibunuh lantaran tak mau memberi tahu lokasi pos gerilya para petinggi Divisi Siliwangi lainnya.

Saat itu, sedianya Batalyon II Tarumanegara merupakan batalyon pengawal Panglima Siliwangi, Letkol Sadikin. Belanda bersikeras ingin menciduk satu per satu perwira Siliwangi, pasca-tertawannya Pangdam Letkol Daan Jahja, Desember 1948 di Purwokerto 1948.

Pasalnya, kembalinya Siliwangi ke Jabar sangat dikhawatirkan Belanda akan merebut Bandung kembali. Hari di mana Mayor Abdurrachman gugur, diabadikan menjadi Batalyon baru, yakni Yon 11 April di bawah komando Kapten Amir Mahmud.

Yon 11 ini juga yang akhirnya mampu melangsungkan balas dendam terhadap sejumlah pos Belanda di Sumedang dan memporak-porandakan lini-lini pertahanan KNIL Yon V “Andjing NICA” di Sumedang.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement