PALESTINA - Tiga militan Palestina telah tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel yang jarang terjadi di Tepi Barat yang diduduki, di tengah meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut.
Militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan "sel teroris di dalam kendaraan mencurigakan" yang melakukan serangan penembakan di dekat Jalama pada Rabu (21/6/2023) malam.
Itu adalah serangan pertama di Tepi Barat sejak 2006 silam.
Responden pertama Palestina mengatakan mereka menemukan tiga mayat di dalam mobil yang terbakar tetapi tentara mencegah pemindahan mereka.
Kantor berita Palestina Wafa mengidentifikasi mereka sebagai Mohammed Bashar Uweis, 28, Suhayb Adnan al-Ghoul, 27, dan Ashraf Murad Saadi, 17.
Kesemua korban ini berasal dari kota Jenin. Kelompok militan Jihad Islam Palestina (PIJ) mengatakan Ghoul dan Saadi adalah pejuangnya, sementara Uweis berasal dari Brigade Martir Al-Aqsa, sayap bersenjata gerakan Fatah.
PIJ memperingatkan para pemimpin Israel bahwa mereka akan memikul tanggung jawab atas keputusan bodoh mereka untuk menyerang para operator ini dengan pesawat tak berawak dan menjaga jenazah mereka.
"Kami akan mengambil serangan dan pendekatan proaktif melawan teror, kami akan menggunakan segala cara yang kami miliki dan menuntut harga terberat dari setiap teroris,” cuit Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant melalui Twitter.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan tentaranya mengidentifikasi sebuah kendaraan yang membawa orang-orang bersenjata yang melakukan penembakan di sebuah pos pemeriksaan dekat Jalama, sebuah kota sekitar 3,5 km (2 mil) utara Jenin.
"Sel teroris [telah] melakukan sejumlah serangan penembakan terhadap masyarakat di Yudea dan Samaria akhir-akhir ini," terangnya, menggunakan istilah alkitabiah yang digunakan Israel untuk merujuk ke Tepi Barat.
"Menyusul identifikasi sel teroris, sebuah UAV [Kendaraan Udara Tak Berawak] IDF menembak ke arah sel dan menggagalkannya,” lanjutnya.
Saksi mata mengatakan mereka mendengar suara tembakan sesaat sebelum serangan.
"Setelah suara peluru, saya sedang duduk dengan anak-anak saya dan kami memutuskan untuk masuk ke dalam karena kami mengira ada bentrokan atau semacamnya," kata warga Nasser Torokman kepada kantor berita Reuters.
"Kemudian, kami mendengar suara ledakan kuat. Roket pertama jatuh dan saya melihat ada api di daerah itu dan sebuah mobil terbakar,” ujaarnya.
Rekaman video yang diposting di media sosial menunjukkan apa yang tampak seperti beberapa kendaraan darurat di dekat bangkai mobil yang terbakar yang menjadi sasaran serangan.
Serangan pesawat tak berawak terjadi beberapa jam setelah seorang pria Palestina ditembak mati saat mengamuk oleh ratusan pemukim Israel yang membakar rumah dan mobil di kota Turmusaya, sekitar 50 km ke selatan.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pria itu ditembak mati oleh pasukan Israel "saat menghadapi para pemukim". Polisi perbatasan paramiliter Israel mengatakan pasukannya mengamankan petugas pemadam kebakaran ketika warga "rusuh" dan tentara menembaki seorang pria yang menembak mereka.
Serangan di Turmusaya terjadi setelah pemakaman di pemukiman terdekat seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang termasuk di antara empat warga Israel yang ditembak mati oleh dua pria bersenjata Palestina dari Hamas di sebuah pom bensin dan restoran pada Selasa (20/6/2023).
Hamas, pada gilirannya, mengatakan bahwa penembakan itu merupakan tanggapan atas serangan militer Israel di Jenin pada Senin (19/6/2023) di mana tujuh orang Palestina tewas.
Serangan itu juga melihat penggunaan pertama helikopter serang Apache oleh IDF di Tepi Barat dalam beberapa tahun. Helikopter itu menembakkan rudal ke militan yang menargetkan pengangkut pasukan dengan bahan peledak, melukai tujuh tentara.
(Susi Susanti)