WAY KANAN - Indonesia tidak hanya kaya dengan pesona alam saja, namun juga ragam budaya yang ada didalamnya begitu mengagumkan yang memiliki cerita cerita dan menarik dari setiap daerahnya. Salah satu cerita rakyat yang akan dibahas Kali ini datang dari Cerita Rakyat kampung Tuha Banjar Masin, Kabupaten Way Kanan Propinsi Lampung.
Kampung Tuha Banjar Masin sendiri berada tepat dikecamatan Baradatu, kabupaten Way Kanan. Dan kabupaten Way Kanan merupakan bagian dari propinsi Lampung, yang dimana Kabupaten nya berbatasan langsung dengan tiga kabupaten di propinsi Sumatra Selatan, yakni Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
MNC Porta Indonesia (MPI) mencoba ke kampung Tuha Banjar Masin untuk menilik cerita dari warga setempat tentang adanya harta karung yang berbentuk emas, yang ada didalam sungai dan adanya makam yang dikeramatkan oleh warga setempat.
Saat MPI akan menuju lokasi dimana tempat warga yang sering mencari emas keberuntungan menghampiri dimana langsung bertemu dengan pak RT 02 Banjar masin yang bernama pak Kemis, yang bersedia mengantarkan menuju lokasi dimana warga kampung Tuha Banjar Masin yang pernah menemukan harta karun yang berbentuk emas.
Diperjalanan menuju lokasi, kita akan menyusuri rumah rumah warga terlebih dahulu yang cukup padat, dan dimana rumah warga setempat masih ada yang asli berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu. Dan untuk perjalanan menuju lokasi sendiri kita bisa menggunakan kendaraan roda dua, dengan jarak tempuh dari jalan lintas tengah Sumatera yang berkisar 2 KM sehingga cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki.
Sampai dilokasi pak RT pun menunjukan lokasi dan terlihat ada beberapa warga yang sedang mencari emas didasar sungai dengan menyelam.
Kemis pun bercerita warga yang menemukan emas didalam sungai bukanlah berbentuk emas batangan ataupun emas bubuk seperti yang ditambang tambang, emas yang ada disini yang sering ditemukan sudah berbentuk emas.
"Iya disinilah mas warga kita kalau cari emas, di dalam dasar sungai, kalau mau nyari nya kita harus menyalam dulu kesungai, kita nyelam sampek dasar sungai untuk mengambil batu batu di bawah diangkat ke atas dan diulih," Ujar pak Kemis bercerita Jum'at (30/6/2023).
Kemis pun kembali bercerita, untuk warga kampung Banjar masin yang pernah mendapatkan emas di dalam dasar sungai ini cukup banyak, yang paling sering ditemukan warga emas berupa kalung serpihan kalung, anting, cincin dan uang logam. Dan emas emas yang ditemukan warga sini diyakini peninggalan orang orang pribumi zaman dulu.
"Warga sini sudah banyak yang dapat, saya juga aja pernah dapat waktu ikut nyelam nyari, tapi itu, emas disini bukan emas batangan gitu yang kayak difilm film harta karun gitu, disini emas yang sudah jadi, dan kepercayaan masyarakat kampung sini emas itu berasal dari simpanan warga asli kampung sini pada zaman dulu, karena pada zaman dulu belum ada jalan, jadi masih menggunakan jalur air sungai untuk transportasi," ungkapnya.
Kemis mengatakan, selain ada emas di dalam sungai disini juga ada sebuah makam yang cukup dikeramatkan yang berada tidak jauh dari tempat warga yang sering mencari emas.
"Jadi tidak jauh dari sini ada makam mas, kalau cerita cerita warga sini makam keramat, makam Syekh katanya, nanti coba bisa tanya sama tokoh masyarakat sini yang lebih mengerti," tuturnya
Sementara itu, MPI mencoba bertanya kepada salah satu tokoh masyarakat, Kholid dikediamannya ia pun menceritakan, adanya emas di dasar sungai Itu sejarahnya ada saudagar asli warga pribumi kampung yang dulu bermukim dipinggir kali tersebut.
"Iya saudagar itu asli pribumi warga sini Hj Samad asli Benawa, kan disitu pemukiman warga, dan untuk kenapa emasnya bisa ke sungai, itu kan zaman dulu kita belum ada jalan jadi masih hutan blantara, jadi masih menggunakan sungai jalur transportasi," ceritanya.
Kholid kembali bercerita, adanya kampung Banjar Masin ini memang sudah ada sejak zaman dahulu, Dan makam yang dikeramatkan itu adalah makam dari Syekh Ali Akbar dari Aceh yang singgah dikampung.
"Kalau adanya kampung Banjar Masin ini sudah ada dari zaman dulu dari zaman belanda mungkin sudah ratusan tahun sudah turun menurun, cerita saya ini saya dapat dikasih tau sama yang tua-tua, dan untuk adanya makam itu, jadi ceritanya dia itu singgah dikampung sini, bahkan ceritanya dulu dia itu bawa kuda, dan dikampung sini lah dia mengajar ngaji dan wafat disini juga, dan wafatnya pun sekitar tahun 50'an, jadi ini yang saya tau karena kamu sudah bertanya, boleh percaya boleh juga tidak, tidak mempercayai bukan berarti boleh menghakimi," tutupnya.
(Awaludin)