Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Patih Kerajaan Bali Kebo Iwa Bikin Pasukan Majapahit Nyaris Kalah

Avirista Midaada , Jurnalis-Minggu, 09 Juli 2023 |06:30 WIB
Kisah Patih Kerajaan Bali Kebo Iwa Bikin Pasukan Majapahit Nyaris Kalah
Ilustrasi (Foto: Ist)
A
A
A

KERAJAAN Majapahit mulai melakukan ekspansi wilayah pasca Sumpah Palapa ke daerah timur. Satu wilayah yang dituju yakni Pulau Bali, berlokasi di sebelah timur Pulau Jawa.

Saat itu, mayoritas penduduk Bali menganut ajaran animisme, dinamisme, Hindu, dan Buddha. Jauh sebelum Majapahit masuk, Kerajaan Bali sudah menjadi salah satu kerajaan besar di Nusantara.

Bahkan, ketika Kerajaan Majapahit berusaha memperlebar kekuasaannya, pasukan yang dipimpin Mahapatih Gajah Mada nyaris mengalami kekalahan. Sulitnya menaklukkan Kerajaan Bali konon karena memiliki patih yang sakti mandraguna dan juga licik.

Mengenai fakta keberadaan kerajaan tersebut dapat ditemukan melalui bukti-bukti sejarah. Salah satunya adalah Prasasti Blanjong Sanur berangka tahun 836, yang menuliskan tentang nama-nama raja pada saat itu.

Mengenai sejarah Kerajaan Bali niscaya tidak dapat dilepaskan dengan masa kejayaan dan masa keruntuhannya. Di mana, konon Kerajaan Bali memiliki pusat pemerintahan pertama kalinya di Singhamandawa dan didirikan oleh Sri Ugranesa. Semasa pemerintahan Dharmodayana, Kerajaan Bali mengalami masa kejayaan.

Sistem pemerintahan menjadi semakin jelas. Di samping itu, hubungan antara Bali dengan Jawa semakin akrab dan dinamis sebagaimana dinukil dari "Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada". Sesudah Dharmodayana mengawinkan Udayana dengan Mahendradatta, putri dari Makutawangsawardhana dari Dinasti Isyana yang berkuasa di Kerajaan Medang periode Jawa Timur.

Suatu ketika Kerajaan Bali memiliki seorang patih sakti mandraguna yang bernama Kebo Iwa. Karena kesaktian sang patih, Kerajaan Bali semakin tersohor dan kuat hingga tidak mudah untuk ditaklukkan oleh kerajaan- kerajaan lain.

Bahkan, oleh Kerajaan Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada yang waktu itu ingin menaklukkan Bali demi Sumpah Palapa-nya.

Sayang, Kebo Iwa tak dapat ditaklukkan melalui perang tanding. Hal ini membuat Gajah Mada harus menyusun strategi jitu. Gajah Mada mengundang Kebo Iwa untuk datang di Pulau Jawa. Setiba di Pulau Jawa, Kebo Iwa diminta oleh Gajah Mada untuk membuat sumur.

Selagi Kebo Iwa menggali Sumur, Gajah Mada memerintahkan pada pasukan Majapahit untuk menimbun Patih Bali itu dengan tanah bercampur batu-batu. Berkat kesaktian yang dimilikinya, Kebo Iwa berhasil melontarkan tanah dan batu - batu ke atas hingga selamatlah ia dari maut.

Pada akhirnya, Patih Kebo Iwa menyerahkan diri pada Majapahit dan merelakan dirinya untuk dibunuh. Karena sikap Kebo Iwa yang rela atas kematiannya itu, justru memicu murka pihak Majapahit. Sesudah Gebo Iwa tewas, Gajah Mada kemudian menyusun strategi baru untuk menaklukkan Bali dengan cara berpura-pura menyerah dan melakukan perundingan.

Strategi yang digunakan oleh Gajah Mada akhirnya membawa hasil gemilang. Sehingga Gajah Mada mampu menaklukkan Bali sesudah berhasil menangkap Raja Bali, Gajah Waktra. Dengan ditangkapnya Gajah Waktra, maka Kerajaan Bali yang kemudian menjadi bawahan Majapahit itu mengalami keruntuhan.

Sesudah ditaklukkan oleh Majapahit, para penduduk Bali melarikan diri ke daerah pegunungan. Sekarang, mereka bisa ditemui di daerah Bali seperti di Desa Tenganan atau Desa Tengangan Pengringsingan.

Mereka memiliki adat dan pakaian adat yang khas dan sedikit berbeda dengan pakaian adat Bali pada umumnya.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement