JAKARTA - Direktur lalu Lintas Polda Metro Kombes Pol Latif Usman ungkap 3 lokasi yang sering menjadi tempat terjadinya pelanggaran berlalu lintas jenis lawan arus. Dirinya mengkategorikan pelanggaran tersebut sebagai pelanggaran paling berbahaya.
Dia menyebutkan ada 3 lokasi pelanggaran lawan arus paling banyak yang tersebar di kawasan Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat.
"Di beberapa titik tempat seperti di Jalan Hayam Wuruk. Harusnya muter ke sana, tapi mutar sedikit. Beberapa tempat seperti di Jalan Tendean juga demikian. Seperti juga di Daan Mogot, ini masih ada beberapa tempat yang memang perlu pengawasan," ungkap Latif saat dijumpai usai salat Jumat di Polda Metro Jaya (14/7/2023).
Berdasarkan keterangannya, pelanggaran lawan arus itu memang lebih banyak dilakukan oleh pengendara roda dua. Bukan roda 4.
"Paling banyak motor. Kalo mobil lawan arus, mobil jarang. Memang sepeda motor ini yang lawan arus," terangnya.
Akibatnya, lokasi-lokasi yang disebutkannya tadi itu jadi lokasi yang rawan akan terjadinya kecelakaan.
Dia menyayangkan sikap pengendara yang melakukan pelanggaran tersebut itu, bahkan, menurutnya sebenarnya tidak perlu adanya polisi yang berjaga lantaran sudah ada rambu-rambu yang dipasang di sana.
"Sebetulnya ini kan tidak perlu ada polisi, tapi butuh kesadaran. Karena rambu-rambu jelas, dan bahayanya pun sudah jelas. Ini yang menjadi sorotan kita," ujar Latif.
Selain menyampaikan hal tersebut Latif juga mengungkapkan di 4 hari berjalannya operasi ini, sudah ada sekitar 3.000-an pelanggar yang terjaring dalam operasi ini.
"Ya itu tadi, penggunaan helm [dan] melawan arus [jenis pelanggaran paling banyak]," ungkap Latif.
Meski banyak, pihaknya mengaku sampai sejauh ini para pelanggar bersikap kooperatif ketika terjaring di dalam operasi. Namun, dia tak memungkiri bahwa tak jarang para pelanggar juga beradu argumentasi dengan petugas ketika terjaring operasi.
"Untuk sampai saat ini, alhamdulillah, belum ada yang istilahnya apa. Ngeyel. Mereka berargumentasi wajarlah, tapi tidak ada yang jadi perhatian khusus," tutupnya.
Berikut hasil hari keempat Operasi Patuh Jaya 2023:
Etle: 1.854
Teguran: 9.681
Motor
Gak pake helm: 778
Lawan arus: 952
Mobil
Main hp: 79
Safety belt: 766
Melebihi kecepatan: 50
Polda Metro Jaya telah mengumumkan pelaksanaan operasi tersebut melalui akun media sosialnya @tmcpoldametro. Operasi Kewilayahan Patuh Jaya atau Operasi Patuh Jaya 2023 akan berlangsung selama dua pekan mulai 10 Juli hingga 23 Juli ini.
Ada 14 sasaran dalam operasi ini. Di antaranya melawan arus, berkendara di bawah pengaruh alkohol, menggunakan ponsel saat mengemudi, melebihi batas kecepatan dan berkendara di bawah umur (tidak memiliki SIM).
Juga tidak dilengkapi dengan perlengkapan yang standar, tidak dilengkapi dengan STNK, melanggar marka atau bahu jalan dan kendaraan yang memasang rotator atau sirine tidak sesuai aturan.
Kemudian sasaran untuk kendaraan bermotor roda dua adalah tidak menggunakan helm standar nasional Indonesia (SNI) dan berboncengan lebih dari satu orang.
Selanjutnya sasaran untuk kendaraan bermotor roda empat atau lebih adalah tidak menggunakan sabuk pengaman saat mengemudi, tidak memenuhi persyaratan layak jalan dan menertibkan kendaraan yang memakai pelat RFS/RFP.
(Khafid Mardiyansyah)