Fernando Clavijo, presiden pemerintah daerah Kepulauan Canary, mengatakan sedikitnya 12 rumah telah hancur dan menghubungkan cepatnya penyebaran api dengan "angin, kondisi iklim serta gelombang panas yang kita alami".
Tentara Spanyol telah mengerahkan 150 petugas pemadam kebakarannya untuk membantu upaya mengendalikan api, dan bantuan juga dikirim dari pulau tetangga Tenerife.
Gelombang panas Eropa akan meluas ke Balkan akhir pekan depan - meskipun beberapa negara, seperti Serbia dan Hongaria, sudah mengalami suhu harian berkisar sekitar 35C (95F).
Periode panas yang intens terjadi dalam pola cuaca alami, tetapi secara global menjadi lebih sering, lebih intens, dan berlangsung lebih lama karena pemanasan global.
"Gelombang panas meningkat setiap tahun dalam jumlah dan intensitas... dan itu adalah tanda-tanda perubahan iklim yang paling nyata, terbukti, terdokumentasi, dan dapat diamati dengan jelas," kata seorang warga bernama Betti.
"Musim panas di Eropa menjadi jauh lebih panas dalam beberapa tahun terakhir... Yang harus kita khawatirkan adalah bahwa musim panas tanpa gelombang panas yang intens dan berkepanjangan sudah tidak ada lagi. Musim panas 'normal' telah menjadi langka,” lanjutnya.
Menurut layanan pemantauan iklim Uni Eropa (UE), Copernicus, bulan lalu adalah Juni terpanas dalam catatan.
Paolo Ceppi, dosen ilmu iklim di Imperial College London, menarik perhatian pada "kumpulan gelombang panas" yang sedang berlangsung di belahan bumi utara.
"Kami memiliki peristiwa ini di Eropa selatan, tetapi pada saat yang sama, kami mengalami gelombang panas besar lainnya di AS selatan," katanya kepada BBC.
“Baru-baru ini kami mengalami gelombang panas di Asia Selatan, India, China, dan sebagainya. Dan sayangnya, ini tidak mengejutkan,” lanjutnya.
"Kami memiliki suhu dasar yang bergeser ke atas, jadi Anda menggeser peluang menuju peristiwa ekstrem yang lebih parah, dan lebih sedikit peristiwa ekstrem dingin,” tambahnya.
(Susi Susanti)