Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sejarah Kirab Kebo Bule Malam 1 Suro Keraton Solo, Berawal Mimpi Paku Buwono II

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Selasa, 18 Juli 2023 |06:29 WIB
Sejarah Kirab Kebo Bule Malam 1 Suro Keraton Solo, Berawal Mimpi Paku Buwono II
Kebo Bule. (Foto: Ilustrasi/Dok Ist)
A
A
A

KERATON Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar kirab pusaka setiap malam 1 Sura. Acara ini dilakukan untuk memperingati tahun baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram. Acara ini identik dengan penggunaan kebo bule sebagai sarana kirab. Kebo bule yang digunakan harus berasal dari keturunan kebo bule Kiai Slamet.

Konon kerbau bule di Keraton Surakarta merupakan hadiah dari Bupati Ponorogo untuk Pakoe Boewono II, sekitar abad 17.

Kisah ini berawal dari pemberontakan yang dilakukan Pangeran Mangkubumi hingga menyebabkan Raja Paku Buwono II harus mengungsi ke Ponorogo.

"Beliau tinggal di tempat Bupati Ponorogo hingga pemberontakan berakhir. Di tempat ini Sinuhun Paku Buwono II mendapat petunjuk gaib bahwa pusaka Kiai Slamet milik Keraton Surakarta harus dikawal oleh sepasang kerbau bule agar Karaton Surakarta menjadi aman dan langgeng," ujar Kangjeng Raden Arya Tumenggung Ahmadi Hadinagoro, Srati Mahesa yang ada di Boyolali.

Mendengar perkataan raja, bupati teringat bahwa sang bupati memiliki sepasang kerbau bule dan kemudian mempersembahkan kepada Raja.

Setelah perang usai Raja Surakarta ini pun membawa sepasang kerbau bule ke Keraton Kartasura. Selama bertahun-tahun dan turun-temurun, kerbau bule menjadi penjaga pusaka Kiai Slamet.

Nama Kiai Slamet yang sebenarnya merupakan nama pusaka yang konon berupa tombak dan uniknya nama Kyai Slamet tadi melekat pada kerbau bule.

Maka setiap malam 1 Sura kerbau bule ini menjadi cucuk lampah pusaka Kiai Slamet yang dikirab bersama pusaka-pusaka keraton lainnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement