MALANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal keluhan masyarakat mengenai kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Presiden Jokowi mengakui gas elpiji 3 kilogram yang disubsidi pemerintah memang diperebutkan oleh masyarakat.
Namun, Jokowi menegaskan, gas elpiji 3 kilogram merupakan barang subsidi yang diperuntukkan khusus bagi masyarakat tidak mampu.
"Elpiji terutama yang bersubsidi ini memang diperebutkan di lapangan, dan itu hanya untuk yang kurang mampu. Itu yang harus digaris bawahi," kata Presiden Jokowi saat kunjungan kerja meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Bululawang, Malang, Senin pagi (24/7/2023).
Soal kelangkaan elpiji 3 kilogram, Jokowi pun menyerahkan hal itu kepada Pertamina dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pasalnya Pertamina berada di bawah pengawasan Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Erick Thohir.
"Mengenai kelangkaan biar pak Menteri BUMN yang jawab karena Pertamina di bawah beliau," tukasnya
Presiden Jokowi sendiri pada hari ini melakukan kunjungan kerja ke Malang. Didampingi oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Malang Sanusi.
Setelah berkunjung ke Pasar Bululawang Malang, Presiden Jokowi rencananya berkunjung ke PT Pindad, untuk meninjau produksi amunisi dan mobil kendaraan taktis Ranops Maung, yang diproduksi PT Pindad Bandung.
Sebagai informasi, saat ini jumlah pangkalan LPG 3 kilogram se -Jatim mencapai 39.931 pangkalan. Dari data Pertamina di bulan Januari hingga Mei 2023 saja secara stok elpiji di Jawa Timur mencapai 573.856 metrik ton.
Di mana untuk bulan Mei 2023 saja, Pertamina mengalokasikan suplai elpiji tiga kilogram mencapai 118.617 metrik ton, atau naik dibandingkan bulan April yang mencapai 112.648 metrik ton.
Khusus untuk kebutuhan elpiji tiga kilogram Malang raya di bulan Mei saja mencapai 12.276 metrik ton, naik dari bulan April yang mencapai 11.817 metrik ton. Kalau dikalkulasikan dari Januari hingga Mei 2023 ada 60.941 metrik ton.
(Angkasa Yudhistira)