Bazoum, (64), terpilih sebagai presiden Niger dua tahun lalu, dan telah menjadi sekutu utama Barat dalam perang melawan militan Islam di Afrika Barat.
Amerika Serikat (AS) dan Prancis, bekas kekuatan kolonial, keduanya memiliki pangkalan militer di negara kaya uranium itu. Kedua negara Barat itu mengutuk keras kudeta tersebut.
Bazoum men-tweet pernyataan menentang kudeta pada Kamis pagi: "Pencapaian yang diraih dengan susah payah akan dijaga. Semua warga Niger yang mencintai demokrasi dan kebebasan akan memastikannya."
Menteri luar negerinya juga berusaha menggalang dukungan dan mendesak dialog, tetapi kepala staf angkatan darat mengatakan dia mendukung pengambilalihan itu untuk menghindari pertempuran di dalam angkatan bersenjata.
Masih belum jelas siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas Niger karena junta belum mengumumkan pemimpinnya.