BUKU ‘Every Spy a Prince: The Complete History of Israel’s Intelligence Community’ mengungkap Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) di era Shoerto mengirim sejumlah utusan kepada Tim Mossad ke Israel.
Tujuannya melatih kemampuan intelijen mereka yang nantinya berguna untuk melacak Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sementara buku 'Intel: Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia' karya Kenneth J Conboy menuliskan, kala itu awalnya Bakin dipimpin oleh Yoga Soegomo, lalu dimutasi dan digantikan oleh sosok baru tapi lama, yakni Mayjen Sutopo Juwono.
BACA JUGA:
Sutopo pernah terlibat dalam Badan Rahasia Negara Indonesia atau Brani, dan masuk ke dalam kelompok inti. Hal ini didasarkan keterangan di buku ‘Soeharto & Barisan Jenderal Orba: Rezim Militer di Indonesia 1975-1983’, karya David Jenkins.
Sutopo sendiri memiliki dua bawahan, yang terdiri dari Deputi I Brigjen Poerwosoenoe, bertugas menangani masalah-masalah keamanan negara serta Deputi II Kolonel Nichlany Soedarjo.
Sosok kedua ini ternyata merupakan orang yang cukup penting. Dirinya merupakan orang yang melacak keberadaan sisa-sisa PKI.
“Pada awal 1965, dia (Nichlany) mengawasi pembentukan suatu unit intelijen khusus di tubuh Polisi Militer. Unit bernama Detasemen Pelaksana Intelijen Polisi Militer atau Den Pintel Pom ini memiliki tujuan tidak tertulis untuk melacak jejak para anggota PKI,” kata Ken, lulusan Georgetown University School of Foreign Services yang pernah bekerja di perusahaan konsultan keamanan di Jakarta.
Badan Intelijen AS Ternyata Sudah Endus Tanda-Tanda Pemberontakan di Rusia Sejak Awal
Pada 1968, Nichlany berjasa dalam pembentukan Satuan Khusus Pelaksana Intelijen atau Satsus Pintel atau populer disebut Satsus Intel. Saat itu, dirinya bekerja sebagai wakil asisten intelijen Kopkamtib.
Latihan mata-mata ini dibantu oleh sejumlah negara. Salah satunya adalah Amerika Serikat (AS ), yang mengirimkan instruktur kawakan Richard Fortin untuk memberikan pelatihan teknik pengintaian dasar.
Tidak hanya AS, Inggris pun juga turun membantu. Tahun 1969, Dinas Intelijen Inggris, MI6, mengirim seorang personelnya untuk memberikan pelatihan cara menangani agen.