“Ini LO sudah kita briefing dari BKSAP agar bisa memberikan masukan-masukan yang baik," ungkapnya.
Bukan hanya itu, DPR juga memanfaatkan peran staf kedutaan besar negara-negara yang hadir dalam Sidang Umum AIPA ke-44, mengingat anggota parlemen AIPA hadir dalam acara resmi kenegaraan, kedutaan masing-masing negara ikut berperan mendampingi delegasi.
Kedubes negara-negara itu diminta ikut mempromosikan pariwisata dan keunggulan Indonesia, termasuk juga DPR mempromosikan pariwisata lewat pertemuan-pertemuan bilateral dengan sejumlah delegasi negara anggota AIPA dan delegasi negara observer yang hadir.
"Kita banyak bilateral meeting di sela-sela sidang, kita selipin lah promosi pariwisata, promosi budaya dan kita dorong engagement people to people," ungkap Putu.
Menurutnya, yang terpenting dari event seperti ini formalnya terjadi, tapi yang long lasting lebih ke people to people contact.
Di sisi lain, anggota Komisi VI DPR RI itu menyoroti bagaimana tempat wisata saat ini harus mengedepankan konsep green destination (pariwisata hijau) atau destinasi wisata yang ramah lingkungan.
Putu mengatakan, hal ini penting karena pendekatan ramah lingkungan sudah menjadi isu sensitif di kalangan masyarakat internasional.
“Hal itu yang selalu saya tekankan ke destinasi wisata. Itu adalah promosi yang mudah kepada khalayak internasional jika destinasi itu green, jika destinasi itu mengangkat tema sustainablity justru banyak negara mempromosikan," ungkapnya.
Dengan menerapkan konsep ramah lingkungan, menurut Putu, hal tersebut akan menarik wisatawan mancanegara, terutama untuk masyarakat dari negara maju yang sangat memperhatikan isu lingkungan seperti dalam hal energi baru dan terbarukan.
"Kami juga sudah mendorong BUMN dan pengelola tempat wisata untuk mendorong penggunaan energi yang reuneble destinasi. Otomatis itu seperti penggunaan kendaraan listrik, pengurangan sampah plastik limbah karena kita harus green destination,” papar Putu.
“Kita juga berharap tempat wisata memberikan sentuhan cultural budaya, jadi kalau bisa kuliner yang dijual di sana itu kuliner-kuliner nusantara," ucapnya menambahkan.
Putu pun menjelaskan pengembangan Green Destinastion dalam bidang pariwisata juga sejalan dengan tema dunia yakni agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals acap disingkat SDG’s.