Dari garis keturunan tersebut bisa disimpulkan bahwa sebenarnya Purbasora dan Bratasena adalah saudara satu ibu, yang berhubungan gelap antara Mandiminyak dengan istri Sempakwaja. Sayang sosok Sempakwaja tidak diperbolehkan menggantikan ayahnya menjabat sebagai raja Galuh dikarenakan ompong.
Sedangkan persyaratan menjadi seorang raja harus laki-laki, tidak boleh memiliki cacat fisik dan sehat jasmani rohani. Maka dari itu yang diangkat menjadi raja adiknya bungsu. Tetapi putra Sempakwaja tetap bersikeras bahwa yang berhak mendapatkan gelar raja menggantikan Wretikandayun adalah ayahnya.
BACA JUGA:
Selain itu, susunan silsilah Raja Sena yang kurang baik menjadikan Purbasora semakin bernafsu menggulingkan Sena dari kursi rajanya. Ia pun meminta bantuan dari mertuanya yang bernama Raja Indraprahasta, yang memimpin kerajaan di daerah Cirebon sekarang.
Purbasora melancarkan serangan ke Galuh merebut takhta yang dipegang oleh Bratasena. Karena tidak mampu mengatasinya, akhirnya Sena melarikan diri ke Pakuan meminta perlindungan pada raja Tarusbawa.
BACA JUGA:
Mengetahui hal ini, Sanjaya ingin menuntut balas dendam terhadap keluarga Purbasora yang telah semena-mena merusak gelar Bratasena sebagai raja Galuh. Sejak saat itulah pergolakan mulai melanda di Kerajaan Sunda dan Galuh, sampai akhirnya dipersatukan oleh Prabu Siliwangi.
(Fakhrizal Fakhri )