Sementara itu, di Republik Dominika, pihak berwenang telah menempatkan 25 provinsi dalam status siaga merah atas kemungkinan banjir di sungai dan anak sungai. Tujuh provinsi berada dalam status siaga kuning.
Banjir telah dilaporkan terjadi pada hari Selasa di ibu kota Santo Domingo dan sekitarnya, di mana penduduk bersiap menghadapi hujan lebat.
“Kami takut terhadap sungai,” kata Doralisa Sanchez, seorang pegawai pemerintah yang tinggal di dekat Sungai Ozama yang membelah ibu kota.
Sanchez, yang harus meninggalkan rumahnya tiga kali selama badai sebelumnya, mengatakan dia berharap Franklin tidak memaksanya mencari perlindungan dan meninggalkan rumahnya untuk sementara lagi karena dia mengatakan orang-orang mencuri barang-barang yang ditinggalkannya.
Yang lainnya, seperti pengusaha wanita Albita Achangel, khawatir mereka tidak punya tempat tujuan jika air mulai naik.
“Kami berharap kehendak Tuhan,” katanya, seraya menambahkan bahwa teras rumahnya sudah terendam banjir.
Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan telah menempatkan tim tanggap darurat dan makanan di Haiti dan Republik Dominika.
Diperkirakan sekitar 125.000 warga Dominika yang mengikuti jalur Franklin tinggal di pemukiman padat penduduk yang mungkin lebih rentan terhadap banjir.
(Susi Susanti)