SEOUL – Bukan rahasia lagi bahwa generasi muda Korea Selatan (Korsel) semakin menghindari pernikahan dan menjadi orangtua. Penurunan tajam angka kelahiran di negara tersebut adalah bukti nyata dari hal tersebut.
Namun laporan baru pemerintah menggarisbawahi betapa drastisnya tren tersebut telah meningkat selama dekade terakhir, sehingga menimbulkan masalah demografis bagi negara yang menua ini di tahun-tahun mendatang.
Laporan tersebut, yang mensurvei penduduk berusia antara 19 dan 34 tahun setiap dua tahun, dirilis pada Senin (28/8/2023) oleh Badan Statistik resmi Korea.
Ditemukan bahwa hanya 36,4% responden yang disurvei tahun lalu mengatakan mereka memiliki persepsi positif terhadap pernikahan – turun dari 56,5% pada 2012.
Penurunan ini mencerminkan meningkatnya tekanan terhadap generasi muda Korea Selatan. Termasuk permasalahan ekonomi seperti perumahan yang tidak terjangkau dan meningkatnya biaya hidup.
Dikutp CNN, alasan umum yang disebutkan dalam laporan mengenai anak muda yang tidak menikah adalah karena tidak mempunyai cukup uang untuk menikah, dan perasaan bahwa hal itu tidak diperlukan.