Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Wapres: Pesantren Benteng Kuat Jaga Umat, Ratusan Tahun Dijajah Keislaman Tidak Berubah

Binti Mufarida , Jurnalis-Kamis, 31 Agustus 2023 |12:11 WIB
Wapres: Pesantren Benteng Kuat Jaga Umat, Ratusan Tahun Dijajah Keislaman Tidak Berubah
Wakil Presiden Maruf Amin (Foto: Satwapres)
A
A
A

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menegaskan pesantren merupakan benteng kuat untuk menjaga umat. Bahkan, ratusan tahun Indonesia dijajah tetapi mayoritas keislamannya tidak berubah.

“Pesantren juga merupakan, benteng yang kuat dalam menjaga umat. Buktinya apa ratusan tahun dijajah tapi mayoritas keislamannya tidak berubah itu luar biasa,” ungkap Wapres di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023).

Pada kesempatan itu, Wapres mengungkapkan pemimpin bangsa juga lah yang membawa pengaruh perubahan di masyarakat, seperti agama. Dia pun menceritakan seperti negara China, dulu menjadi negara yang banyak muslimnya. Bahkan islam masuk lebih dulu ke China daripada Indonesia.

“Saya ke China, saya lihat dulu China itu banyak muslim, China lebih dulu masuk Islam, ada masjidnya lebih dari 1000 tahun, saya lihat tetapi sekarang tinggal 22 juta saja, dari 1,5 miliar penduduk. Jadi hanya beberapa persen itu,” kata Wapres.

“Tapi kita Alhamdulillah dijajah ratusan tahun karena apa? Karena banyak pesantren di Indonesia. Ini, jadi pesantren ini benteng,” tambahnya.

Lebih lanjut, Wapres juga mengatakan kalau dulu bangsa Indonesia menghadapi tantangan seperti penjajahan. Namun, sekarang tantangan globalisasi, kemajuan teknologi yang membawa disrupsi bahkan banyak yang meninggalkan agamanya.

“Sekarang juga kita menghadapi tantangan globalisasi, kemajuan teknologi, itu juga di samping membawa kebaikan itu membawa keburukan juga, mendisrupsi namanya itu ya. Banyak disrupsi, banyak kemudian banyak yang meninggalkan agamanya,” ungkap Wapres.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement