Iran juga tidak diundang pada tahun lalu. Teheran telah lama dikritik karena catatan hak asasi manusianya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pemerintah di sana bisa saja melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam tindakan kerasnya terhadap protes tahun lalu.
Vidar Helgesen, direktur eksekutif Yayasan Nobel, menjelaskan keputusan untuk mengundang negara-negara tersebut kembali.
"Jelas bahwa dunia semakin terbagi menjadi beberapa bidang, di mana dialog antara mereka yang berbeda pandangan semakin berkurang,” terangnya, dikutip BBC.
“Untuk melawan kecenderungan ini, kami kini memperluas undangan kami untuk merayakan dan memahami Hadiah Nobel dan pentingnya ilmu pengetahuan bebas, budaya bebas, dan masyarakat bebas dan damai.” Lanjutnya.
Anggota parlemen dari Partai Liberal Swedia, Karin Karlsbro, menuduh Yayasan tersebut menetapkan "preseden berbahaya" dengan "memberikan lampu hijau untuk mengundang Rusia ke pesta glamor sementara rudal jatuh ke pusat kebudayaan Ukraina dan membunuh anak-anak."
Berbicara kepada radio publik Swedia, ia menyebut Rusia, Belarusia dan Iran sebagai “negara jahat” yang “menindas warganya, mengobarkan perang dan teror terhadap rakyatnya sendiri dan negara tetangga.