Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Soal Energi Terbarukan, Ridwan Kamil: Jabar Lebih Tinggi Dibanding Nasional

Agung Bakti Sarasa , Jurnalis-Jum'at, 01 September 2023 |01:31 WIB
Soal Energi Terbarukan, Ridwan Kamil: Jabar Lebih Tinggi Dibanding Nasional
Ridwan Kamil sebut energi terbarukan Jabar lebih tinggi dibandingkan nasional/Foto: MPI
A
A
A

 

BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku terus berupaya membangun ekonomi hijau, termasuk urusan bauran pembangkit energi terbarukan.

Di hadapan ratusan tamu undangan pada acara GASPOL Transisi Energi Daerah Penghasil Migas, Ridwan Kamil mengungkapkan berbagai capaian pembangunan energi terbarukan di Jabar dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

 BACA JUGA:

Menurutnya, kualitas udara bagaimana pun salah satunya bergantung pada mobilitas manusia. Sedangkan saat ini, mobilitas penduduk sangat padat. Hal itu tampak dari lalu lalang kendaraan di jalanan.

"Jadi kurangi mobilitas, walaupun harus mobilitas bisa gak ganti ke listrik atau shifting ke public transport. Nah ini masih susah," kata Kang Emil, sapaan akrabnya di Hotel Pullman, Kota Bandung, Kamis (31/8/2023).

 BACA JUGA:

Orang nomor satu di Jabar yang akan segera mengakhiri masa jabatannya itu mengungkapkan, transportasi publik sulit diwujudkan lantaran biaya pembangunannya sangat mahal. Begitu juga dengan Jabar, urusan membangun transportasi publik menyeluruh angkat tangan.

"Kami di daerah gak sanggup. Jakarta aja, untuk 10 juta (penduduk), APBD Rp80 triliun, terkaya se-Indonesia, setengah MRT aja dibayarin APBN. Itu Jakarta," ungkap Kang Emil.

Bicara pembangkit listrik, lanjut Kang Emil, kebanyakan di negeri ini masih menggunakan batu bara. Alasannya, tak lain karena biayanya yang murah.

"Padahal Allah sudah memberikan kekayaan yang namanya panas matahari terik tropis, air-air yang mengalir, panas bumi, karena banyak gunung berapinya di Indonesia. Angin, kalau dihitung secara matematis menghasilkan 400 giga watt," bebernya.

Mantan Wali Kota Bandung ini menyebut, 300 juta penduduk Indonesia hanya perlu mengonsumsi separuhnya alias 200 giga watt. Olah karenanya, Indonesia dikatakan sebagai negara yang surplus energi.

"Kenapa masih tersendat-sendat. This is political will, bukan theoritical will. Jawa Barat sudah paling keren," ujarnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement