Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gelar Misa Minggu di Mongolia, Paus Minta Umat Katolik China Jadi Warga Negara dan Umat Kristiani yang Baik

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 04 September 2023 |19:10 WIB
Gelar Misa Minggu di Mongolia, Paus Minta Umat Katolik China Jadi Warga Negara dan Umat Kristiani yang Baik
Paus Fransiskus minta umat Katolik China menjadi warga negara yang baik saat Misa Minggu di Mongolia (Foto: AFP)
A
A
A

MONGOLIA - Paus Fransiskus mendesak umat Katolik China atau Tiongkok untuk menjadi warga negara yang baik dan Umat Kristiani yang baik. Ini menjadi sebuah contoh yang jarang terjadi ketika Bapa Suci secara terbuka menangani masalah agama di Tiongkok.

Komentar Paus Fransiskus ini muncul saat Misa Minggu di ibu kota Mongolia, Ulan Bator.

Kunjungan ini mendapat perhatian karena sifat historisnya – ini adalah kunjungan pertama Paus ke negara Asia yang berpenduduk jarang ini – namun juga karena potensi dampak geopolitiknya. Mongolia terjepit di antara Rusia, yang invasinya ke Ukraina dikecam secara terbuka oleh Paus Fransiskus, dan Tiongkok, sebuah negara ateis di mana praktik keagamaan sangat dibatasi oleh pemerintah.

Secara resmi terdapat sekitar 6 juta umat Katolik di Tiongkok, namun jumlah tersebut mungkin lebih tinggi jika menghitung mereka yang beribadah di gereja bawah tanah untuk menghindari pengawasan Beijing.

Di akhir Misa, Paus Fransiskus menggandeng tangan Uskup Hong Kong saat ini, yang ditunjuk sebagai kardinal Stephen Chow, dan pendahulunya, Kardinal John Tong, menyebut mereka “saudara uskup” sebelum berbicara kepada umat Katolik di Tiongkok.

Paus Fransiskus mengatakan dia ingin memanfaatkan kehadiran mereka dalam Misa di Mongolia untuk menyampaikan salam hangat kepada orang-orang Tiongkok yang mulia. Para pemimpin Katolik Hong Kong memainkan peran penting dalam mengarahkan hubungan Vatikan-Beijing, karena wilayah tersebut memberikan kebebasan beragama yang lebih besar kepada warganya dibandingkan di daratan Tiongkok.

“Kepada seluruh masyarakat saya mendoakan yang terbaik, maju, selalu maju. Dan kepada umat Katolik Tiongkok, saya meminta Anda untuk menjadi umat Kristiani yang baik dan warga negara yang baik,” terangnya, dikutip CNN.

Tiongkok mungkin secara resmi merupakan negara ateis, namun praktik keagamaan legal di negara tersebut – meskipun di bawah pengawasan dan pengawasan ketat pemerintah.

Agama Katolik adalah salah satu dari lima agama yang diakui negara, namun gereja-gereja Katolik yang diakui negara selama beberapa dekade dipimpin oleh para uskup yang dipilih dan ditahbiskan oleh Beijing, bukan Tahta Suci, hingga kedua belah pihak mencapai kesepakatan pada 2018. Rincian mengenai perjanjian tersebut tidak pernah dibuat publik.

Seperti diketahui, Paus Fransiskus mendarat di Mongolia pada Jumat (1/9/2023) untuk perjalanan yang tidak semarak seperti kunjungan Paus.

Hanya ada 1.500 umat Katolik di negara berpenduduk 3,5 juta jiwa ini, namun jumlah tersebut telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade setelah transformasi negara tersebut dari pemerintahan satu partai komunis menjadi demokrasi multipartai pada 1990-an. Menurut Vatican News, hanya ada 14 umat Katolik di negara itu pada 1995.

Paus berusia 86 tahun itu menghabiskan hari pertama perjalanannya dengan beristirahat. Dia bertemu dengan para pemimpin politik Mongolia pada Sabtu (2/9/2023). Lalu pada Minggu (3/9/2023), Paus menghadiri pertemuan antaragama bersama perwakilan dari berbagai komunitas agama, termasuk umat Buddha, Dukun, Muslim, Yahudi, dan kaum evangelis serta Kristen Ortodoks Rusia.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement