Dalam beberapa dekade berikutnya, kebijakan diskriminatif memaksa puluhan ribu penduduk Tatar Krimea mengungsi ke negara-negara tetangga, termasuk Kesultanan Utsmaniyah.
Tatar Krimea di bawah kekuasaan Uni Soviet
Perjalanan yang dihadapi Tatar tidaklah mudah setelah mengalami deportasi massal dan ketidaksetabilan. Pada 1930, upaya kolektivisasi di Uni Soviet menyebabkan terjadinya krisis pangan yang berdampak pada berkurangnya populasi Tatar Krimea. Nasib buruk Tatar tidak hanya berakhir di situ.
Josef Stalin, mantan kepala pemerintahan Uni Soviet, menuduh Tatar Krimea bekerja sama dengan Nazi Jerman, setelah kembali merebut Krime dari Blok Poros pada 1944. Hal tersebut mengakibatkan Tatar diasingkan ke Soviet Uzbekistan sebagai bentuk hukuman kolektif.
Dilansir dari Middle East Eye, semua orang Tatar Krimea dideportasi ke Uzbekistan, termasuk mantan tentara Soviet. Para pejabat lokal juga dipaksa untuk bergabung dengan sesama Tatar Krimea dengan kereta api yang penuh sesak menuju ke arah timur.
Bahkan setelah kematian Stalin pada 1953, puluhan ribu orang Tatar Krimea tetap tinggal di Asia Tengah selama beberapa dekade setelah deportasi dan masih tinggal di Uzbekistan.