Pertama Kali, Tank Tempur Challenger 2 Buatan Inggris Dihancurkan dalam Pertempuran di Ukraina
MOSKOW - Sebuah tank tempur utama Challenger 2 buatan Inggris telah hancur dalam pertempuran di Wilayah Zaporozhzhia Rusia, menurut rekaman yang beredar online. Kendaraan itu ditembak di dekat desa Rabotyne yang diperebutkan, yang menjadi lokasi pertempuran sengit antara pasukan Rusia dan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.
Video tersebut, yang menunjukkan tank Challenger 2 terbakar, muncul secara online pada Senin, (4/9/2023). Foto tersebut tampaknya diambil oleh prajurit Ukraina yang mengendarai mobil melewati tank tersebut saat tank tersebut mengeluarkan asap hitam tebal.
Diwartakan RT, selain Challenger 2, video tersebut juga memperlihatkan tank T-64 Ukraina yang ditinggalkan di jalan, kendaraan tempur infanteri (IFV) varian BMP yang rusak, serta beberapa mobil lapis baja dan lunak yang rusak.
Bukti lebih lanjut mengenai kehancuran tank tersebut muncul pada Selasa, (5/9/2023) diposting online oleh saluran Telegram Rusia. Gambar dari video drone menunjukkan tank yang terbakar seluruhnya, dengan bintik-bintik logam cair terlihat di tanah. Gambar diam juga menunjukkan tumpukan kendaraan Ukraina yang hancur di dekat tank tersebut, yaitu dua IFV BMP-1 era Soviet, sebuah pengangkut personel lapis baja M113 buatan AS yang menaranya hilang, serta sebuah truk pikap lunak.
Penghancuran Challenger 2 adalah kerugian pertama yang dikonfirmasi untuk kendaraan tempur jenis ini dalam konflik Ukraina. Kyiv menerima 14 tank semacam itu dari Inggris awal tahun ini, dan kendaraan tersebut dilaporkan hanya digunakan dalam jumlah terbatas.
Terlebih lagi, ini tampaknya menjadi kehilangan tempur pertama bagi tank jenis ini, dengan satu-satunya unit yang hilang di Irak pada 2003 yang disalahkan oleh militer Inggris atas insiden salah tembak. Menurut deskripsi tank Challenger 2 di situs resmi Angkatan Darat Inggris, kendaraan ini telah digunakan dalam “operasi di Bosnia dan Herzegovina, Kosovo, dan Irak, dan tidak pernah mengalami kerugian di tangan musuh.”
(Rahman Asmardika)
