JAKARTA - Kenapa Tuban dijuluki Kota Wali? Mungkin banyak yang belum tahu cerita di baliknya.
Kota Tuban merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Pada zaman dulu daerah ini merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan besar di Indonesia pada abad ke-14 dan menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam oleh para Walisongo.
Dilihat dari halaman resmi Pemerintah Kota Tuban, sebutan Kota Wali karena menjadi pusat penyebaran agama Islam. Hal itu juga tergambar pada lambang Kabupaten Tuban, yaitu simbol gapura putih yang melambangkan siluet dari Gapura Masjid Sunan Bonang memiliki makna sebagai pintu gerbang masuknya Agama Islam yang dibawakan oleh Wali Songo, yaitu Makdum Ibrahim yang dikenal dengan nama Sunan Bonang.
Dikutip laman Kemendikbud, Sunan Bonang tinggal di Bonang daerah Kabupaten Tuban, maka namanya melekat pada nama tempat tinggal itu.
Sunan Bonang merupakan putra dari Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan ibunya bernama Nyai Ageng Manila (Dewi Condrowati) yang merupakan putri dari Bupati Tuban, Arya Teja. Beliau lahir sekitar 1465 M dan wafat pada 1525 M, yang semasa hidupnya dikenal menyebarkan ajaran agama Islam di daerah Tuban dan daerah lain di Jawa Timur.
Adapun Makam Sunan Bonang terletak di Dusun Kauman, Desa Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban. Hingga saat ini, Makam Sunan Bonang menjadi salah satu destinasi wisata religi yang terkenal di Tuban.
Selain Sultan Bonang, ada pula tokoh penyebar agama Islam lain yang lahir dan besar di kota Tuban yaitu Sunan Kalijogo dengan nama asli Raden Said adalah Putra Bupati Tuban.
Namun, dia senang mengembara dan bergaul dengan masyarakat kecil dan merasakan kehidupan rakyat jelata yang sengsara karena kemiskinan dan kebodohan, bahkan dia dalam membantu rakyat yang miskin tersebut sampai-sampai beliau merampok orang-orang kaya atau sebagai “berandal”. Bahkan termasyur dengan julukan Berandal Lokojoyo.
Tokoh penyebar agama Islam yang lain yang ada di wilayah Tuban adalah Syeh Asmoro Kondi, Syeh Subakir, Mbah Jabbar dan lain-lain.
(RIN)
(Rani Hardjanti)