Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jejak Prabu Jayabaya dengan 3 Prasasti di Masa Kejayaannya

Arief Setyadi , Jurnalis-Rabu, 13 September 2023 |05:04 WIB
Jejak Prabu Jayabaya dengan 3 Prasasti di Masa Kejayaannya
Prabu Jayabaya (Foto: Ist)
A
A
A

PRABU Jayabaya pemimpin termasyhur di Kerajaan Kediri. Ia naik takhta sebagai Raja Kediri pada 1135 M.

Semasa kepemimpinannya, Jayabaya berhasil menyatukan dua kerajaan yang dulunya dibagi dua oleh Airlangga. Ia juga memutuskan menyerang Janggala, kemudian menyatukan dua wilayah yang dibagi oleh Mpu Bharada.

Prabu Jayabaya akhirnya memerintahkan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh untuk menggubah Kakawin Bharatayudha setelah menyatukan kedua kerajaan tersebut.

Karya sastra yang mengisahkan tentang kejayaan Pandawa terhadap Kurawa dalam Perang Bharatayuda. Sri Wintala Achmad dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa.

Dalam tulisannya, karya tersebut diubah untuk melukiskan kejayaan Kadiri atas Janggala dalam perang saudara atau trah Airlangga. Perubahan itu sebagai langkah politis dari Prabu Jayabaya untuk memutarbalikkan fakta.

Prabu Jayabaya yang merebut wilayah Janggala dilambangkan sebagai Yudistira (raja Amarta yang berjiwa mulia). Sedangkan Raja Janggala dilambangkan sebagai Doryudana atau raja Hastina yang berwatak jahat.

Dalam menggoreskan catatan sejarahnya, Jayabaya menyadarinya dengan mengeluarkan tiga prasasti penting yang menjadi warisan Jayabaya. Ketiganya, yakni Prasasti Hantang atau Prasasti Ngantang, Prasasti Talan, dan Prasasti Jepun.

Di Prasasti Hantang tertulis tahun 1135 M ditemukan di Ngantang, Kabupaten Malang. Dinamakan Prasasti Hantang atau Ngantang karena ditemukan di Desa Ngantang.

Prasasti tersebut dituliskan dengan huruf kuadrat besar dan berbunyi Panjalu Jayati. Hal tersebut untuk memperingati pemberian anugerah Prabu Jayabaya pada penduduk Desa Hantang.

Adapun Isi prasasti ini memperlihatkan kebaktiannya terhadap raja. Selain itu, mereka tetap setia kepada raja sewaktu terjadi perang saudara. Prasasti ini juga berisikan perincian anugerah yang pernah diterima oleh penduduk Hantang sewilayahnya dari yang telah dicandikan di Gajapada dan Nagapuspa. 

Selanjutnya Prasasti Talan tertulis 1136 M yang ditemukan di Gurit, Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Cap prasasti ini adalah Garudhamukalanca yang berbentuk badan manusia berkepala burung garuda dan bersayap.

Konon, prasasti ini yang mengilhami lambang burung garuda sebagai lambang negara Republik Indonesia. Prasasti Talan berisikan anugerah sima dari Prabu Jayabaya kepada penduduk Desa Talan.

Prasasti Jepun menjadi prasasti yang ketiga. Prasasti ini ditemukan di Jepun, Tegalrejo, Kecamatan Selapuro, Kabupaten Blitar.

Sayangnya prasasti ini tidak bisa dibaca isinya karena mengalami kerusakan. Prasasti terbuat dari batu ini dibuat pada 1066 Saka atau 7 Juli 1144 M.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement