WASHINGTON - Senator Amerika Serikat (AS) tidak lagi harus mengikuti aturan berpakaian saat memberikan suara mereka pada rancangan undang-undang atau berdebat di galeri senat.
Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer telah mengarahkan petugas penjaga ketertiban untuk berhenti menerapkan persyaratan bahwa anggota parlemen mengenakan “pakaian bisnis”.
Para senator telah lama berpakaian lebih bebas di wilayah lain di Capitol.
Masih harus dilihat berapa banyak yang sekarang akan menukar pakaian setelan mereka dengan celana yoga dan sandal Crocs.
"Senator bisa memilih apa yang mereka kenakan di Senat," kata Schumer kepada mitra BBC di AS, CBS News. "Saya akan terus memakai jas."
CBS News juga melaporkan bahwa aturan berpakaian yang longgar hanya berlaku untuk anggota parlemen. Anggota staf dan lainnya harus terus mengenakan pakaian dan sepatu yang sesuai dengan aturan kantor di ruang bersejarah.
Kode yang lebih informal seharusnya membuat pemungutan suara lebih mudah bagi Senator John Fetterman, seorang Demokrat yang secara konsisten mengenakan kaus hoodies sejak kembali bekerja pada April setelah menjalani perawatan depresi klinis.
Untuk tetap mematuhi aturan, Fetterman harus memberikan suara dari pintu samping galeri dengan menggerakkan jempolnya ke atas atau ke bawah, saat dia tidak mengenakan setelan jas, demikian diwartakan BBC.
Partai Republik mengkritik perubahan aturan berpakaian di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Perwakilan Marjorie Taylor Greene menulis bahwa "aturan berpakaian adalah salah satu standar masyarakat yang menetapkan etika dan rasa hormat terhadap institusi kita" dan mengatakan bahwa Fetterman menurunkan standarnya.
Fetterman menanggapinya dengan postingan yang menunjukkan Greene memegang foto Hunter Biden, putra Presiden Joe Biden, dalam keadaan telanjang, dan meledeknya tentang "kode etik yang lebih tinggi".
Tata cara berpakaian Senat tidak dapat ditemukan dalam peraturan atau regulasi apa pun yang diumumkan secara publik dan tampaknya diikuti secara umum dalam sistem kehormatan. Hal ini telah berkembang selama beberapa dekade - perempuan pertama kali diizinkan mengenakan celana panjang di galeri pada 1990an.
Bahkan sebelum Fetterman menjabat sebagai "badan paling deliberatif di dunia", para anggota parlemen sudah melampaui batas.
Ada protes di Washington ketika Senator Hillary Clinton mengenakan kemeja yang dianggap terlalu rendah pada 2007.
Senator Krysten Sinema, juga seorang Demokrat, memimpin senat pada 2021 dengan mengenakan sweter berwarna pink cerah bertuliskan "Makhluk Berbahaya".
Selama pandemi juga, Sinema mengenakan wig berwarna cerah dan sering mengenakan gaun tanpa lengan.
Dewan Perwakilan Rakyat memiliki aturan berpakaian yang lebih formal yang diubah oleh anggota parlemen melalui pemungutan suara. Pada 2019, misalnya, DPR menyetujui mengizinkan anggotanya mengenakan penutup kepala keagamaan seperti jilbab.
(Rahman Asmardika)