Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Azerbaijan Hentikan Serangan ke Nagorno-Karabakh Usai Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Separatis Armenia

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 21 September 2023 |06:04 WIB
Azerbaijan Hentikan Serangan ke Nagorno-Karabakh Usai Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Separatis Armenia
Azerbaijan hentikan serangan ke Narogorno-Karabakh usai gencatan senjata dengan separatis Armenia (Foto: Reuters)
A
A
A

Sejak runtuhnya Uni Soviet, Armenia dan tetangganya telah berperang dua kali di Nagorno-Karabakh, wilayah pegunungan yang tidak memiliki daratan di barat daya Azerbaijan.

Perang enam minggu pada 2020 menyebabkan beberapa ribu kematian tetapi memungkinkan Azerbaijan, yang didukung oleh Turki, merebut kembali wilayah di sekitar dan di dalam wilayah kantong tersebut, sehingga membuat etnis Armenia terisolasi.

Selama sembilan bulan terakhir, Azerbaijan telah melakukan blokade efektif terhadap satu-satunya jalan menuju Karabakh dari Armenia, yang dikenal sebagai Koridor Lachin. Etnis Armenia di daerah kantong tersebut mengeluhkan kekurangan makanan, obat-obatan dan perlengkapan mandi dan Armenia tidak dapat membantu.

Meskipun sejumlah bantuan diperbolehkan masuk dalam beberapa hari terakhir, orang-orang Armenia di Karabakh sudah sangat lemah karena kekurangan bantuan pada saat serangan Azerbaijan, dan tidak ada harapan akan dukungan dari luar.

Sekitar 2.000 pasukan penjaga perdamaian Rusia seharusnya memantau gencatan senjata tahun 2020 tetapi minat Moskow terhadap Armenia telah berkurang selama perang di Ukraina, meskipun Armenia adalah bagian dari aliansi militer CSTO Rusia.

Pada Mei lalu, PM Armenia mengatakan negaranya akan siap mengakui Karabakh sebagai bagian dari Azerbaijan dengan imbalan keamanan penduduk etnis Armenia.

“Wilayah Azerbaijan seluas 86.600 km persegi mencakup Nagorno-Karabakh,” kata Pashinyan, merujuk pada Azerbaijan secara keseluruhan.

Rusia juga merasa terganggu dengan sikap Pashinyan yang cenderung condong ke Barat.

Awal bulan ini istrinya Anna Hakobyan berjabat tangan dengan Presiden Ukraina pada sebuah konferensi di Kyiv. Lalu pada minggu ini, puluhan tentara Armenia dan AS ikut serta dalam latihan militer bersama.

Kremlin membantah tuduhan Armenia bahwa mereka tidak berbuat cukup untuk membantu sekutunya.

Presiden Vladimir Putin baru mengatakan pekan lalu bahwa Rusia tidak memiliki masalah dengan PM Armenia.

“Jika Armenia sendiri mengakui bahwa Karabakh adalah bagian dari Azerbaijan, apa yang harus kita lakukan?,” ujarnya.

Ratusan pengunjuk rasa di Yerevan menyerukan PM untuk mengundurkan diri pada Selasa (19/9/2023) karena cara dia menangani krisis ini dan dia memperingatkan adanya kekuatan tak dikenal yang menyerukan kudeta.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement